Network
UTARA TIMES - Menteri Pertahanan Jerman Annegret Kramp-Karrenbauer pada Senin 9 Agustus 2021, menolak seruan agar tentaranya kembali ke Afghanistan.
Hal itu dilakukan setelah gerilyawan Taliban merebut kota Kunduz di mana pasukan tantara Jerman dikerahkan selama satu dekade.
Negara Jerman memiliki kontingen militer terbesar kedua di Afghanistan setelah Amerika Serikat. Di Kunduz, mereka kehilangan lebih banyak pasukan tentara dalam pertempuran daripada di tempat lain sejak Perang Dunia II.
Baca Juga: Rayakan Hari Pramuka Ke-60 dengan 20 Link Download Twibbon, Banyak gambar pahlawan Indonesia
Taliban telah menyerbu tiga ibu kota provinsi termasuk Kunduz pada akhir pekan sejak pasukan asing mulai menarik diri dari Negara Afghanistan.
"Laporan dari Kunduz dan dari seluruh Afghanistan sangat pahit dan menyakitkan," ujar Kramp-Karrenbauer yang dikutip Utara Times melalui Antara.
"Apakah masyarakat dan parlemen siap untuk mengirim pasukan bersenjata ke dalam sebuah perang dan tetap di sana setidaknya selama satu generasi? Jika tidak, maka penarikan bersama dengan para mitra tetap merupakan keputusan yang tepat." Ujarnya.
Baca Juga: TERBARU! Build Lancelot Tersakit 2021 Versi Top Global Lemon, Xin, Albert, beserta Item yang Dipakai
Beberapa politisi di dalam partai konservatif Jerman menginginkan pasukan mereka berpartisipasi untuk melawan Taliban, akan tetapi Kramp-Karrenbauer mengatakan memerangi mereka akan membutuhkan upaya yang panjang dan keras.
Sejak Amerika Serikat mengumumkan rencana pada April untuk menarik pasukan pada 11 September, aliansi NATO mengikuti langkah Amerika Serikat tersebut. Sementara itu, kekerasan meningkat ketika Taliban merebut beberapa wilayah di Afghanistan.
