Vladimir Putin Sebut Muslim Dianggap Teroris Permainan Politik Amerika dan Sekutunya

- 21 Agustus 2021, 15:08 WIB
The Putin Interviews/Vladimir Putin Sebut Orang Muslim Dianggap Terorisme Permainan Politik Amerika dan Sekutunya
The Putin Interviews/Vladimir Putin Sebut Orang Muslim Dianggap Terorisme Permainan Politik Amerika dan Sekutunya /Amazon/



UTARA TIMES-  The Putin Interviews adalah sebuah dokumenter TV tahun 2017 yang menayangkan sebuah wawancara sutradara besar Oliver Stone yang sedang wawancara dengan Vladimir Putin.

Vladimir Putin adalah Presiden Rusia yang amat disegani para pemimpin negara-negara dunia baik negara muslim maupun bagian Amerika Serikat.

Wawancara Vladimir Putin ini menjadi monumental karena digarap dengan sudut pandang sinematik khas Oliver Stone.

Oliver Stone memberi pertanyaan dalam suatu pembicaraan tentang muslim kepada Vladimir Putin.

Baca Juga: OnlyFans Akan Blokir Konten Pornografi Mulai Oktober 2021

“Di Rusia banyak kaum muslim, bagaimana pemerintah mengawasi orang muslim di Rusia?” Tanya Oliver Stone.

Menanggapi pertanyaan, Vladimir Putin menjawab sekaligus berbalik tanya " mengapa umat muslim diawasi?"

Vladimir putin melanjutkan," Rakyat Rusia banyak yang muslim, di Moskow saja ada 15 persen orang muslim, tidak pernah ada masalah" kata Putin.

Vladimir Putin memberikan penjelasan lebih lanjut, Putin mengatakan jika Rusia tidak menganggap orang muslim salah, yang menganggap salah hanya anggapan politik Amerika Serikat dan sekutunya

"Kami tidak pernah menganggap orang muslim masalah. Anggapan itu hanya politik Amerika Serikat dan sekutunya. Terorisme misalnya, kapan Islam mulai diidentikkan dengan terorisme? Setelah perang dingin berakhir,” kata Valdimir Putin.

Baca Juga: Belajar Keberagaman Benda Padat dalam Kunci Jawaban Kelas 2 SD Buku Tema 2 Subtema 2 halaman 64 65 66 67 68

Oliver Stone yang memperhatikan terus menerus, Vladimir Putin dengan gaya bicaranya yang tenang dan mendalam menyebut bahwa Amerika Serikat butuh musuh baru agar industrinya berputar.

Menurut dia, usai Perang Dingin dan bubarnya Uni Soviet, tak ada lagi musuh dunia barat yang disebut Blok Timur.

Saat “elang” dan “beruang” berdamai, Vladimir Putin heran NATO masih ada dan bahkan terus memperkuat diri sampai hari ini.

“Untuk apa NATO dipertahankan bahkan diperluas? Bukankah Rusia tidak lagi menjadi musuh Amerika Serikat? Lalu siapa musuh NATO? Amerika Serikat selalu tidak konsisten dengan ucapannya. Berbuat sesuka hati. Itulah bahayanya adikuasa tunggal di dunia,” katanya.

Vladimir Putin menjelaskan, dia tidak terkejut saat Barrack Obama memimpin Amerika Serikat dan mengingkari janji.

Baca Juga: Band Legendaris God Bless Mendapat Penghargaan Khusus dari Presiden Jokowi, Begini Respon Para Personil

Barrack Obama pernah menyebut akan akan menutup penjara Guantanamo yang kontroversial. Namun, Sampai masa kepemimpinannya digantikan Donald Trump, penjara Guantanamo aktif beroperasi.

“Rusia dan dunia sudah biasa menyaksikan inkonsistensi Amerika Serikat," kata Vladimir Putin.

Hal lain yang menurut dia menjadi ironi adalah nasib Islam dunia hari ini. Ia menggambarkan Islam saat ini sama seperti Uni Soviet pada masa Perang Dingin. Kala itu, Uni Soviet jadi korban propaganda dunia barat hampir di segala aspek kehidupan.

Vladimir Putin lantas menyinggung serbuan Amerika Serikat ke Irak dengan dalih adanya senjata pmusnah massal. Setelah Irak koyak, Amerika Serikat menciptakan ISIS guna memastikan konflik di Timur Tengah terjaga.

Baca Juga: Gita Savitri dan Cinta Laura Memutuskan Childfree, Berikut 28 Tokoh yang Memilih untuk Tidak Memiliki Anak

Ketika masyarakat dunia jenuh dengan isu terorisme Islam yang digaungkan Amerika Serikat, dia sudah menerka pihak mana lagi yang akan “diciptakan” sebagai musuh Amerika Serikat.

Dalam perkembangan terbaru, dunia menyaksikan kebangkitan China sebagai ancaman perekonomian Amerika Serikat.

Banyak pakar hubungan internasional sudah menyimpulkan bahwa perseteruan Washington dan Beijing akan semakin meruncing ditambah lagi dengan ketegangan di Laut Natuna Utara.

Penarikan pasukan Amerika Serikat dari Afghanistan juga diduga kuat sebagai bentuk pengalihan fokus pendanaan militer untuk sesuatu yang lain pada masa mendatang.***


Artikel pernah tayang di Pikiran Rakyat dengan judul Vladimir Putin: Islam Identik Terorisme Hanyalah Permainan AS, Siapa Musuh Barat Selanjutnya?

Editor: Anas Bukhori

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah