Inovatif, Mahasiswa ini Sulap Bunga Potong Jadi Berbagai Produk Menarik untuk Usaha Mikro

9 November 2021, 16:39 WIB
Rupa produk bunga alternatif seperti pressed flower frame dan buket bunga yang tengah dipamerkan di Umbul Sidomukti, Kabupaten Semarang, Minggu, 7 November 2021 (Abdul Hamid/Utara Times). /



UTARA TIMES – Para mahasiswa Universitas Negeri Semarang (UNNES) melakukan inovasi pada bisnis bunga potong lokal di kawasan Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Kawasan Bandungan tersebut merupakan wilayah yang kesohor dengan produksi bunga potong krisan. Biasanya bunga-bunga itu langsung dijual dalam keadaan masih segar.

Karena rentan layu, bunga potong tersebut sering terbuang begitu saja. Kemudian bila terlewat masa panen, bunga potong yang terlalu tua tidak bisa dijual di pasaran.

Bunga krisan yang sudah berumur tua itu biasanya dijadikan pakan ternak, tidak dimanfaatkan untuk dijadikan produk yang lebih tahan lama.

Baca Juga: Kalender Bali November 2021, Lengkap! Simak Hari-hari Baik pada Bulan ini

Hal tersebut berdasarkan pengakuan dari salah seorang pemilik usaha bunga Potong di Kampung Krisan Clapar, Bandungan, Sugiyanto.

Ia menyebut banyak bunga krisan miliknya yang diberikan kepada tetangganya yang memiliki domba karena usianya sudah terlalu tua.

Kondisi tersebut biasa terjadi saat permintaan bunga turun, khususnya selama pandemi Covid-19 setahun terakhir ini.

“Iya, bunga-bunga yang sudah tua ini saya berikan saja ke tetangga yang memiliki domba,” kata Sugiyanto saat dikunjungi Utara Times di greenhouse miliknya di Kampung Krisan Clapar, Bandungan.

Melihat hal itu, para mahasiswa UNNES tergerak untuk membuat inovasi di desa yang masyhur dengan sentra bunga krisan tersebut.

Mereka menyulap bisnis bunga potong menjadi berbagai macam produk yang lebih awet dibanding bunga segar dan memiliki nilai jual yang lebih kompetitif.

Para mahasiswa tersebut tergabung dalam tim Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) Pendidikan Luar Sekolah UNNES.

Untuk merealisasi programnya, mereka bekerja sama dengan para pemuda yang tinggal di desa sentra bunga krisan itu.

Baca Juga: Bus Luragung Mengalami Kecelakaan Tabrak Tiang Beton Flyover di Jaksel, Begini Penyebabnya

Menurut ketua tim, Rana Indah Setiawati mereka ingin memperluas bisnis bunga menjadi lebih luas lagi dan agar bisa menyerap produksi bunga di kawasan itu yang kerap terbuang karena overpoduksi.

Berikut ini adalah 7 produk yang digagas oleh tim PHP2D PLS UNNES tersebut:

1. Buket bunga kering
Pada produk ini, bunga krisan dikeringkan dengan cara digantung selama 2-3 pekan. Setelah kering, bunga-bunga itu ditata untuk dijadikan buket.

2. Pressed flower frame
Pressed flower frame merupakan produk yang berisi bunga yang dibingkai. Bunga pada frame itu sebelumnya sudah dikeringkan dan ditekan oleh alat press selama 2 pekan.

3. Gantungan kunci
Produk ini terbuat dari resin exposy yang diberi hiasan aneka bunga kering.

Baca Juga: Klik Disini! Lirik Lagu Happier Oleh Olivia Rodrigo dan Terjemahannya

4. Pembatas buku
Sama halnya dengan gantungan kunci, pembatas buku ini juga terbuat dari resin exposy.

5. Gelang resin

6. Bunga kering satuan

7. Pressed flower satuan.

Tim PHP2D PLS UNNES dan para pemuda desa itu tak hanya memproduksi produk tersebut. Mereka juga membuat ruang penjualannya secara digital lewat situs dan marketplace.***

Editor: Anas Bukhori

Tags

Terkini

Terpopuler