UTARA TIMES – Hari Puisi Nasional selalu dilangsungkan pada tiap tahun pada tanggal 28 April.
Chairil Anwar merupakan seorang penyair Indonesia angkatan ’45 yang meninggal tanggal 28 April 1949.
Bertepatan dengan kepergian penyair Chairil Anwar pada tanggal 28 April dijadikan sebagai Hari Puisi Nasional.
Baca Juga: Rayakan Hari Puisi Nasioanl, Gus Mus Kritik Pemerintah Lewat Puisi ‘Negeri Haha Hihi’
Selain Chairil Anwar yang terus menyuarakan kegelisahannya mengenai kondisi Indonesia, penyair yang berlatar belakang seorang Kiai juga kerap kali membuat sebuah puisi dan sajak yang menyoroti problematika Indonesia.
Penyair sekaligus Kiai tersebut yakni KH Ahmad Mustofa Bisri yang kerap disapa Gus Mus. Gus Mus pernah mendapatkan penghargaan Anugerah Sastra Asia pada tahun 2005.
Puisi Gus Mus sedikit banyaknya menyuarakan berbagai situasi persoalan sosial, politik, lingkungan dan agama yang terjadi di Indonesia.
Salah satunya adalah puisi dengan judul Nyanyian Kebebasan Atawa Boleh Apa Saja yang menyoroti tentang persoalan sosial yang terjadi di Indonesia.
Adapaun puisi Nyanyian Kebebasan Atawa Boleh Apa Saja karya Gus Mus adalah sebagai berikut:
Merdeka!
Ohoi, ucapkanlah lagi pelan-pelan
Merdeka
Kau ‘kan tahu nikmatnya
Nyanyian kebebasan
Baca Juga: Doa Memohon Lingkungan Baik Sebagai Perlindungan Iman di Hari Ke 16 Ramadhan 2021
Ohoi,
Lelaki boleh genit bermanja-manja
Wanita boleh sengit bermain bola
Anak muda boleh berkhutbah dimana-mana
Orang tua boleh berpacaran dimana saja
Ohoi,
Politikus boleh berlagak kiai
Kiai boleh main film semau hati
Ilmuwan boleh menggugat ayat
Gelandangan boleh mewakili rakyat
Ohoi,
Dokter medis boleh membakar kemenyan
Dukun klenik boleh mengatur kesejahteraan
Saudara sendiri boleh dimaki
Tuyul peri boleh dibaiki
Baca Juga: Kode Redeem FF Terbaru Rabu 28 April 2021, Segera Klaim Hadiah Menarik dari Garena!
Ohoi,
Pengusaha boleh melacur
Pelacur boleh berusaha
Pembangunan boleh berjudi
Penjudi boleh membangun
Ohoi,
Yang kaya boleh mengabaikan saudaranya
Yang miskin boleh menggadaikan segalanya
Yang di atas boleh dijilat hingga mabuk
Yang di bawah boleh diinjak hingga remuk
Baca Juga: Renungan Ramadhan Hari ke 16: Pentingnya Bersikap Kritis Terhadap Diri Sendiri
Ohoi,
Seniman boleh bersufi-sufi
Sufi boleh berseni-seni
Penyair boleh berdzikir samawi
Muballigh boleh berpuisi duniawi
Ohoi,
Si anu boleh anu
Siapa boleh apa
Merdeka?***