Pemerintah Amerika Serikat Sumbangkan 500 Ribu Dosis Vaksin Jalur COVAX kepada Haiti, Begini Detailnya

15 Juli 2021, 15:39 WIB
Pemerintah Amerika Serikat Sumbangkan 500 Ribu Dosis Vaksin Jalur COVAX kepada Haiti, Begini Detailnya /Antara

UTARA TIMES Haiti telah menerima sebanyak 500 Ribu dosis pertama vaksin Covid-19 yakni melalui fasilitas COVAX yang disumbangkan oleh pemerintah AS.

Sebanyak 500 Ribu dosis vaksin Covid-19 melalui fasilitas COVAX, yang pertama telah diterima oleh masyarakat Haiti.

Dikabarkan vaksin Covid-19 datang dari pemerintah AS sebanyak 500 Ribu yang menyumbangkan melalui skema distribusi vaksin COVAX, menurut pejabat kesehatan regional.

Baca Juga: Jokowi Bagikan Paket Obat Gratis untuk Pasien Covid-19 yang Jalani Isoman

Menurut pernyataan dari PAHO, kantor regional Organisasi Kesehatan Dunia, AS akan menyumbangkan vaksin Covid-19 ke negara-negara lain dan itu merupakan janji pemerintah AS.

Vaksin Covid-19 jalur COVAX merupakan bagian dari janji AS untuk menyumbangkan sekitar 12 Juta dosis vaksin ke beberapa negara di Karibia dan Amerika Latin.

Sumbangan yang diberikan melalui fasilitas vaksin global COVAX, yang mendistribusikan ke negara-negara miskin.

Baca Juga: Manfaat Kartu Nikah Digital Bagi Pasangan Suami Istri Menurut Direktur Bina KUA Kemenag, Penting!

Haiti belum memulai kampanye vaksin nasional, karena telah jatuh ke dalam kekacauan setelah pembunuhan Presiden Jovenel Moise.

Universitas Haiti telah melakukan studi awal terkait warganya yang akan menerima vaksin. Menurut pernyataan Jean Grough selaku Direktur Regional UNICEF Amerika Latin dan Karibia, yang mendapatkan vaksin hanya 22 persen.

“Menjangkau komunitas dengan dosis vaksin tidak menjamin merekan ingin divaksinasi,” kata Gough, seperti dikutip dari Antara.

Baca Juga: VIRAL, Video Pria Berkostum Wiro Sableng Berjalan Santai, Pengunggah: Tanda Bahaya!

Sementara itu, Kementerian kesehatan Haiti pada awal bulan ini telah mencatat sekitar 19.400 total kasus, dan 500 kematian.

Namun, karena sedikit pengujian Covid-19, kedua angka tersebut kemungkinan tidak sesuai dengan dampak nyata Covid-19.***

Editor: Nur Umar

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler