Profil Soenario, Sosok yang Berperan dalam Sejarah Sumpah Pemuda

27 Oktober 2021, 05:05 WIB
Profil Soenario, Sosok yang Berperan dalam Sejarah Sumpah Pemuda /Kolase foto Instagram/@therealdisastr/


UTARA TIMES – Pada sejarah Sumpah Pemuda, ada sosok yang berperan penting di dalamnya. Perannya tentu saja yang memungkinkan Sumpah Pemuda itu ada dalam sejarah Indonesia.

Soenario adalah salah seorang tokoh yang berperan aktif dalam dua peristiwa yang menjadi tonggak sejarah nasional Manifesto 1925 dan Kongres Pemuda II.

Pada Manifesto Politik, ia menjadi Pengurus Perhimpunan Indonesia bersama Hatta. Soenario menjadi Sekretaris II.

Ia adalah pengacara yang setia membela para aktivis pergerakan yang berurusan dengan polisi Hindia Belanda.

Pada sejarah Sumpah Pemuda, ia menjadi penasihat panitia Kongres Pemuda II pada 1928 yang melahirkan Sumpah Pemuda.

Baca Juga: Bunyi Sumpah Pemuda, Terdapat Pesan Persatuan Bangsa Di dalamnya

Dalam kongres tersebut, Soenario menjadi pembicara dengan makalah "Pergerakan Pemuda dan Persatuan Indonesia."

Peran Soenario tidak berhenti di sana. Setelah kemerdekaan Indonesia, ia menjadi anggota dan kemudian Badan Pekerja KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat).

Soenario juga pernah menjabat sebagai Menteri Luar Negeri pada periode 1953-1955. Saat menjabat Menlu RI, Soenario menjadi Ketua Delegasi RI dalam Konferensi Asia Afrika di Bandung pada 1955.

Ketika menjadi Menlu, Soenario juga memiliki peran dalam menandatangani Perjanjian tentang Dwi kewarganegaraan etnis Cina dengan Chou En Lai.

Selain di lingkungan pemerintahan, Soenario juga berperan aktif di lembaga pendidikan. Ia diangkat sebagai guru besar politik dan hukum internasional lalu menjadi Rektor Universitas Diponegoro, Semarang pada 1963-1966

Baca Juga: Kumpulan Poster Sumpah Pemuda 2021, Pilih dan Unduh Di sini Gambar Paling Menarik

Kemudian ia menjabat sebagai Rektor IAIN Al-Jami'ah Al-Islamiyah Al-Hukumiyah (1960-1972), kampus tersebut merupakan cikal bakal UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Untuk melestarikan sejarah Sumpah Pemuda, Soenario memprakarsai pengumpulan pelaku sejarah tersebu.

Pada 1968, ia meminta kepada Gubernur DKI Ali Sadikin untuk mengelola dan mengembalikan gedung di Kramat Raya 106 milik Sie Kong Liang yang telah berganti-ganti penyewa dan pemilik kepada bentuknya semula.

Tempat ini disepakati menjadi Gedung Sumpah Pemuda, tetapi usulan mengganti nama jalan Kramat Raya menjadi jalan Sumpah Pemuda belum tercapai.

Demikian profil singkat Soenario yang memiliki peran penting dalam sejarah Sumpah Pemuda.***

Editor: Anas Bukhori

Tags

Terkini

Terpopuler