Waspada Bencana Hidrometeorologi, Ridwan Kamil: Siaga Terhadap Potensi Bencana

11 Oktober 2022, 15:20 WIB
Ilustrasi bencana Hidrometeorologi. Waspada Bencana Hidrometeorologi, Ridwan Kamil: Siaga Terhadap Potensi Bencana /BMKG

UTARA TIMES - Akhir-akhir ini bencana hidrometeorologi semakin marak di Indonesia. Apa saja tanda-tanda nya? Berikut ulasannya di bawah ini.

Diketahui masyarakat dianjurkan untuk waspada terhadap ancaman bencana hidrometeorologi. Seperti, banjir dan longsor di daerah Jabar.

Hal ini sebagaimana ditegaskan oleh Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil (Kang Emil) meminta Bupati dan Wali Kota se-Provinsi Jabar agar siaga terhadap bencana hidrometeorologi.

Kang Emil juga meminta seluruh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jabar untuk siaga satu menanggulangi potensi bencana karena dampak cuaca ekstrem menjelang akhir tahun 2022.

Baca Juga: Contoh Tema Hari Santri Nasional 2022 yang Bisa Digunakan untuk Kegiatan di Sekolah atau Pondok Pesantren

"Karena itu BPBD dan perangkat-perangkat yang terkait dengan kebencanaan sudah diarahkan untuk siaga satu setiap hari," tutur Ridwan Kamil di Gedung DPRD Provinsi Jabar, Kota Bandung, Selasa, 11 Oktober 2022.

Sementara itu, cuaca ekstrem ini memang tidak hanya melanda wilayah Jawa Barat. Cuaca ekstrim ini juga terjadi di pulau Sumatera, Sulawesi dan Jawa pada umumnya.

Karena itu, peran dari BPBD dan perangkat-perangkat terkait penanggulangan kebencanaan sangat dibutuhkan tenaganya.

Baca Juga: Insipirasi Tema Hari Santri Nasional yang Cocok Digunakan Sebagai Acara Lomba di Sekolah

"Semua daerah, saya sudah sampaikan menjelang akhir tahun itu cuaca ekstrem ada di mana-mana. Pulau Sumatera, Jawa Sulawesi khususnya curah hujan yang sangat tinggi,” tuturnya.

Apa saja Macam-macam bencana hidrometeorologi? Berikut ulasannya

Melansir Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), bencana hidrometeorologi antara lain sebagai berikut:

Baca Juga: Tayang di TV Online! Link Live Streaming Copenhagen vs Man City di Liga Champions 2022

1. Curah hujan ekstrem Curah hujan ekstrem adalah hujan yang terjadi di suatu lokasi dengan intensitas tinggi melebihi batas curah hujan biasanya.

Bencana ini dipicu oleh pembentukan awan kumulonimbus yang terjadi di lapisan atmosfer yang cukup tinggi. Kondisi ini menyebabkan curah hujan meningkat disertai angin kencang, hujan es, dan berpotensi menyebabkan angin puting beliung.

2. Angin kencang Angin kencang adalah angin yang bergerak dengan kecepatan lebih dari 27,8 kilometer per jam. Angin akan berembus dari daerah dengan tekanan udara tinggi ke daerah dengan tekanan udara yang rendah.

Baca Juga: 2 Cara Aktivasi Akun Belajar.id untuk Guru dan Siswa, Mudah dan Cepat DISINI

Biasanya angin kencang ini paling banyak terjadi pada peralihan musim dan sering bersamaan dengan pembentukan awan kumulonimbus.

3. Puting beliung Mirip dengan angin kencang, puting beliung akan banyak terjadi pada peralihan musim. Puting beliung biasa terjadi pada siang hingga sore hari dalam durasi yang sangat singkat, yaitu sekitar 5 menit saja.

Angin puting beliung diawali dengan cuaca yang sangat panas kemudian tiba-tiba berubah mendung. Bencana hidrometeorologi ini bersifat merusak karena bergerak dengan kecepatan lebih dari 63 kilometer per jam.

Baca Juga: 2 Cara Aktivasi Akun Belajar.id untuk Guru dan Siswa, Mudah dan Cepat DISINI

4. Banjir Banjir adalah meluapnya air karena tanah jenuh atau jalur hidrologi tidak mampu menampung debit air hujan yang turun. Banjir rawan terjadi ketika curah hujan tinggi dan terus menerus. Dalam bentuk yang lebih parah dan merusak, banjir bisa berbentuk banjir bandang. Banjir bandang adalah melupanya air yang terjadi dengan tiba-tiba dengan debit yang sangat besar. Banjir bandang sangat berbahaya karena bersifat merusak dan menyapu apa saja yang dilewatinya.

5. Kekeringan Jika bencana sebelumnya membahas mengenai bencana yang ditandai dengan meningkatkan debit air, turunnya debit air juga bisa menyebabkan bencana hidrometeorologi, contohnya kekeringan.

Kekeringan terjadi akibat defisit curah hujan di suatu wilayah dalam waktu yang cukup panjang. Dampak utama kekeringan adalah minimnya akses air bersih untuk air minum dan gagal panen di ladang pertanian.

Baca Juga: Link Nonton Gangaa Episode 135, Sinopsis: Gangaa Teringat Bahwa Shiv Begitu Mencintainya

Selain kelima bencana tersebut, masih banyak contoh bencana lainnya, seperti kebakaran hutan, El Nino, El Nina, longsor, gelombang dingin, dan gelombang panas.

Demikian informasi mengenai bencana hidrometeorologi yang perlu diwaspadai oleh masyarakat.***

Editor: Nur Umar

Tags

Terkini

Terpopuler