Soal Pembakaran Ponpes Muhammadiyah, Mamun Murod Dikecewakan Polisi Terkait CCTV, ' Kenapa Dirusak'?

- 11 Januari 2021, 21:25 WIB
Ilustrasi kebakaran
Ilustrasi kebakaran /Pixabay

UTARA TIMES - Tokoh Organisasi Islam Muhammadiyah Mamun Murod menginformasikan kepada publik tentang peristiwa pembakaran di sebuah pondok pesantren Muhammadiyah yang berlokasi di Lamongan, Jawa Timur.

Kabar ini sontak membuat publik menjadi geger. Pasalnya ia memberikan unggahan melalui akun Twitternya di @mamunmurod_ pada hari Minggu 10 Januari 2021.

Menurutnya kejadian pembakaran ponpes ini sudah kedua kalinya. Ia menilai bahwa kinerja dari Divisi Humas Mabes Polri dan juga Menkopolhukam Mahfud MD membuat dirinya kecewa atas peristiwa pembakaran ponpes Muhammadiyah tersebut.

Baca Juga: Web Series 'My Lecturer My Husband' Akan Berakhir?

Dikutip Utara Times dari Tasimalaya.Pikiran-Rakyat bahwa Mamun pun menyebutkan bahwa pihak polisi menggunakan alasan cctv dalam menangani kasus ini

Pada saat tidak ada cctv, maka alasan tersebut digunakan untuk tidak melakukan pengusutan kejadian pembakaran ponpes Muhammadiyah. Sedangkan ketika ada cctv, kepolisian justru merusak cctv tersebut.

Prof. Mahfud dan Divis Humas Polri Ini suara masyarakat Lamongan terkait pembakaran Pesantren Muhammadiyah. Kalau benar begitu, saya sangat kecewa dengan kerja kepolisian," tulis Mamun Murod 

"Giliran yang tak ada cctv alasan tidak ada cctv. Giliran ada cctv malah dirusak," sambungnya.

Baca Juga: Jelang Episode Terakhir 'My Lecturer My Husband', Prilly Kenang Momen Haru Inggit dan Tristan

Lebih lanjut, pengajar di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini juga menyebut bahwa sangat tidak mungkin pembakaran ponpes tersebut dilakukan oleh santri.

Lantaran hal tersebut juga pernah terjadi sebelumnya, namun tidak ditindaklanjuti oleh pihak kepolisian dengan alasan tidak ada cctv dan sidik jari.

"Sangat tidak mungkin kalau santri sendiri. Kebetulan pimpinan ponpes langsung ditelepon suami. Kejadian 2 kali," paparnya.

Baca Juga: Mengejutkan! Pengangguran Baru Naik 2,6 Juta Orang, Menaker Ida Bilang Begini?

Pada jumat sebelumnya pondok santri putra dibakar sudah langsung dilaporkan tapi kata Polres tidak ada cctv, tidak ada sidik jari tidak bisa dilanjut," imbuhnya.

Dalam cuitan lainnya, Mamun Murod juga menceritakan bahwa kepolisian telah mengungkapkan bahwa pihaknya tidak mungkin bisa menemukan pelaku.

Sehingga, pimpinan pondok pesantren menyebut bahwa berurusan dengan polisi bagaikan jatuh ketimpa tangga.Ternyata terjadi lagi jumat berikutnya. " Sudah coba dilaporkan tapi bilangnya tidak mungkin bisa temukan pelaku," terangnya.***

 

Artikel pernah tayang di pikiran rakyat tasikmalaya 

Editor: Anas Bukhori

Sumber: tasikmalaya.pikiran-rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x