Ia menjelaskan sebanyak 34 orang dilaporkan meninggal dunia di Stadion Kanjuruhan. Sedangkan sisanya meninggal saat mendapatkan pertolongan di sejumlah rumah sakit setempat.
Menurut Nico, hingga saat ini terdapat kurang lebih 180 orang yang masih menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit.
Selanjutnya selain korban jiwa, tercatat ada 13 unit kendaraan yang mengalami kerusakan, 10 di antaranya merupakan kendaraan Polri.
"Masih ada 180 orang yang masih dalam perawatan. Dari 40 ribu penonton, tidak semua anarkis. Hanya sebagian, sekitar 3.000 penonton turun ke lapangan. " Lanjutnya.
Kata Nico pertandingan di Stadion Kanjuruhan ini mulanya berjalan dengan lancar. Tetapi setelah pertandingan selesai, sejumlah pendukung Arema FC merasa kecewa dan beberapa di antara mereka turun ke lapangan untuk mencari pemain beserta ofisial.
Baca Juga: Kronologi Kericuhan Pertandingan Antara Arema vs Persebaya yang Menjatuhkan Korban Jiwa
Petugas pengamanan lalu melakukan upaya pencegahan dengan melakukan pengalihan agar para suporter itu tidak turun ke lapangan dan mengejar pemain. Hingga akhirnya petugas melakukan tembakan gas air mata.
Nico kemudian menjelaskan bahwa penembakan gas air mata ini dilakukan karena pendukung Arema FC yang tidak puas dan turun ke lapangan itu telah melakukan tindakan anarkis dan membahayakan keselamatan para pemain dan ofisial.
Baca Juga: Penyebab 127 Orang Meninggal Pasca Duel Jatim Arema vs Persebaya, Siapa yang Disalahkan?