Bagaimana Kondisi Stok Beras Nasional? Berikut Informasi Kementan

- 18 Oktober 2022, 04:40 WIB
Ilustrasi beras. Bagaimana Kondisi Stok Beras Nasional? Berikut Informasi Kementan /Pixabay/lightluna94
Ilustrasi beras. Bagaimana Kondisi Stok Beras Nasional? Berikut Informasi Kementan /Pixabay/lightluna94 /

UTARA TIMES - Bagaimana kondisi stok beras nasional saat ini? Mengingat dalam dua pekan terakhir, cuaca ekstrem melanda hampir seluruh wilayah Indonesia.

Akibat dari cuaca ekstrem tersebut tentu dapat menggangu di sektor pertanian, terutama lahan pertanian padi di Indonesia.

Namun Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengklaim stok beras nasional hingga saat ini aman, meski terjadi kenaikan harga.

Baca Juga: Sedang Tayang! Live Streaming Siaran Langsung Pertandingan Sampdoria vs AS Roma di TV Online

"Stok beras ketersediaannya cukup dan cukup aman, persoalannya Presiden tadi menanyakan kenapa harganya bisa naik," kata Syahrul di lingkungan Istana Kepresidenan Jakarta, Senin, 17 Oktober 2022.

Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan produksi padi nasional mencapai 32,07 juta ton pada 2022, meningkat 0,72 ton atau 2,29 persen dibandingkan 2021 yang sebesar 31,36 juta ton.

Sedangkan potensi produksi beras nasional sepanjang tiga bulan ke depan pada Oktober Desember 2022 diperkirakan sebesar 5,90 juta ton, meningkat 0,78 juta ton atau 15,12 persen dibandingkan 2021 yang berjumlah 5,13 juta ton.

Baca Juga: 25 Slogan Hari Santri 2022 Lengkap Gambar Ucapan dari Kumpulan Bingkai Foto Twibbon Terbaru dan Epik

"Pada dasarnya, BPS sudah melansir data terakhir terhadap pangan khususnya beras dan neraca kita menunjukkan posisi positif, stoknya bahkan meningkat 1,9 persen dari tahun-tahun sebelumnya," tambah Syahrul.

Untuk mengatasi kenaikan harga, Presiden Jokowi, menurut Syahrul, meminta Bulog untuk melakukan intervensi pembelian semaksimal mungkin.

"Sehingga dari posisi itu katakanlah netralisasi harga bersama Mendag (Menteri Perdagangan). Kita diperintahkan sama-sama turun, mendag, mentan, Badan Pangan Nasional, dan Bulog untuk melakukan netralisasi di bawah Pak Menko dan kalau dilihat dari ketersediaan, neraca kita menunjukkan sangat positif bahkan pertumbuhannya cukup bagus," jelas Syahrul.

Baca Juga: Apa Itu Mental Illness? Berikut Penjelasan Menurut Psikologi, Simak Cara Diagnosis dan Terapinya di Sini

Syahrul menyebut sejumlah hal menjadi penyebab harga di lapangan tetap naik.

"Banyak faktor, faktor lapangan ya, dan tentu saja termasuk masalah logistik, transportasi dan berbagai hal dan itulah yang diminta semua kita untuk turun tangan menanganninya sehingga loncatan-loncatan itu bs dikendalikan," ungkap Syahrul.

Namun Syahrul mengaku tidak mencampuri soal harga.

"(Harga) bukan domain saya, yang ada adalah neraca saya harus perbaiki, dengan Bulog saya akan kasih data saya di mana beras itu ada, panennya berapa, sesuai dengan data yang ada dari BPS kita," tambah Syahrul.

Menurut BPS, kontribusi terbesar beras ada di Pulau Jawa, yakni sebesar 56,12 persen atau 18 juta ton, di mana 31,07 persen produksi berada di Jawa Timur.

Baca Juga: 15 Contoh Banner Hari Santri 2022 Desain Terbaru dan Keren, Referensi Kegiatan Hari Santri Nasional 22 Oktober

Selanjutnya Pulau Sumatera sebesar 20,41 persen atau sebesar 6,55 juta ton, dengan provinsi dengan produksi terbesar yaitu Sumatera Selatan yang berkontribusi 24,20 persen.

Selanjutnya yakni Sulawesi yang berkontribusi 13,39 persen untuk memproduksi beras 4,30 juta ton.

Daerah penghasil beras terbesar yakni Sulawesi Selatan. Kontribusi selanjutnya yakni sebesar 5,22 persen dari Bali dan Nusa Tenggara yang mencapai 1,67 juta ton dengan daerah produsen beras terbesar yaitu Nusa Tenggara Barat.

Terakhir yakni Kalimantan yang berkontribusi 4,26 persen dengan produksi beras 1,37 juta ton serta Maluku dan Papua sebesar 0,59 persen yang memproduksi 0,19 juta ton.

Demikian informasi mengenai kondisi stok beras nasional yang disampaikan oleh Kementan RI.***

Editor: Rosma Nur Riana

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah