Simak! Fakta Keanekaragaman Hayati Indonesia Berdasarkan Persebarannya

UTARA TIMES - Ilmu yang mempelajari tentang keanekaragaman hayati Indonesia disebut dengan ilmu biogeografi. 

Penyebab keanekaragaman hayati Indonesia adalah karena kekayaan flora dan fauna yang tersebar di seluruh kepulauan di Indonesia.

Persebaran keanekaragaman hayati Indonesia ini ditentukan oleh kondisi geografis seperti ketinggian, garis lintang, dan keadaan iklim, misalnya curah hujan, suhu, dan radiasi cahaya.

Baca Juga: Disebut Mirip Jefri Nichol, Ini Profil dan Biodata Farhan Rasyid Pacar Megan Domani My Love My Enemy

Lantas bagaimanakah fakta keanekaragaman hayati Indonesia? Dan bagaimana persebaran keanekaragaman hayati Indonesia tersebut?

Dalam artikel ini akan dijelaskan mengenai fakta keanekaragaman hayati Indonesia lengkap dengan penjelasan persebaran keanekaragaman hayati Indonesia tersebut.

1. Persebaran hewan dalam keanekaragaman hayati Indonesia 

Baca Juga: Erupsi Semeru: Situasi Lumajang Pukul 4 Sore, Sangat Gelap Seperti Malam Hari

Penyebaran hewan di bumi menurut Alfred Russell Wallace dapat dikelompokkan menjadi 6 daerah, yaitu sebagai berikut.

1. Paleartik meliputi daerah Asia Utara dan Eropa, hewan yang khas adalah beruang eropa, bison dan rusa kutub.
2.  Ethiopia meliputi daerah Afrika, Arab, Madagaskar, hewan yang khas, seperti zebra, jerapah, gajah, dan gorila.
3. Oriental meliputi daerah Asia Selatan dan Indonesia bagian barat, hewan yang khas adalah harimau, gajah, tapir, dan kerbau.
4. Australia meliputi daerah Australia, New Zealand dan Indonesia bagian timur. Hewan yang khas meliputi hewan yang berkantung, seperti kanguru.
5. Neortik meliputi daerah Amerika Utara, hewan yang khas meliputi, binatang pengerat besar, yaitu berang-berang.
6. Neotropik meliputi daerah Amerika Tengah dan Amerika Selatan, hewan yang khas meliputi kera dan tapir.

1. Persebaran tumbuhan dalam keanekaragaman hayati Indonesia 

Tumbuhan yang menutupi suatu daerah tertentu disebut vegetasi. Persebaran tumbuhan ditentukan oleh faktor geologis, geografis (seperti ketinggian dan garis lintang) dan curah hujan. Semakin tinggi suatu tempat dari permukaan laut dan letaknya semakin jauh dari garis lintang, di tempat tersebut suhunya semakin menurun. Setiap kenaikan ketinggian 100 meter dari permukaan laut dan kenaikan garis lintang maka sebesar 10 suhu daerah tersebut akan turun 50o C.***