Wabah pada babi, anjing, kucing, dan hewan liar yang dipelihara di penangkaran umumnya diakibatkan oleh konsumsi makanan yang terkontaminasi.
Pada bentuk akut terjadi peningkatan suhu tubuh diikuti oleh sesak, gangguan pernapasan atau jantung, gemetar, sempoyongan, dan kejang.
Pelepasan darah terkadang berasal dari bukaan tubuh alami, dan pembengkakan edematous (cairan serosa) dapat muncul di berbagai bagian tubuh.
Kematian biasanya terjadi dalam satu atau dua hari.
Antraks kronis sebagian besar terjadi pada babi dan anjing dan ditandai dengan pembengkakan tenggorokan yang nyata, sulit bernapas, dan keluarnya cairan berbusa dari mulut yang berlumuran darah.
Hewan yang terkena terkadang mati lemas.
Vaksinasi profilaksis banyak digunakan untuk mencegah penyakit antraks pada ternak.
Selama wabah, tindakan karantina yang ketat, pembuangan bangkai yang sakit dengan cara dibakar, pengendalian lalat, dan sanitasi yang baik sangat penting dalam mengendalikan penyakit.
Baca Juga: 6 Kabupaten Terkaya di Jawa Timur, No.1 Pernah Jadi Daerah Paling Miskin!