Review Buku Ahmet T. Kuru: Islam, Otoritarianisme dan Ketertinggalan

24 Juli 2021, 21:31 WIB
Review Buku Ahmet T. Kuru: Islam, Otoritarianisme dan Ketertinggalan /PEXELS/Enzo Munoz

UTARA TIMES-Ahmet T. Kuru adalah Profesor  Ilmu Politik Bruce E. Porteous di Universitas Negeri San Diego. Dalam bukunya yang berjudul Islam, Otoritarianisme, dan Ketertinggalan telah di terbitkan pada 4 Januari 2021 dan di terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

Buku terbarunya Ahmet T. Kuru, Islam, Otoritarianisme, dan Keterbelakangan: Perbandingan Global dan Sejarah (Cambridge University Press, 2019) menjadi salah satu pemenang Penghargaan Buku Bagian Sejarah dan Politik Internasional Asosiasi Ilmu Politik Amerika.

Karya-karya Kuru telah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, Bosnia, Cina, Prancis, Indonesia, dan Turki.

Baca Juga: Berikut 5 Ucapan HUT RI ke-76 Jelang 17 Agustus 2021 yang Cocok Dibagikan ke Media Sosial

Di dalam bukunya yang berjudul Islam, Otoritarianisme, dan Keterbelakangan, Ahmet T. Kuru menjelaskan bahwa mengapa negara mayoritas muslim menunjukkan tingkat otori­tarianisme yang tinggi dan tingkat pembangunan sosioekonomi yang rendah dibandingkan dengan rata-rata dunia?

Ahmet T. Kuru mengkritik penjelasan-penjelasan yang menunjuk agama Islam sebagai penyebab perbedaan itu, karena dalam bidang filsafat dan sosioekonomi, dunia Muslim sempat lebih maju daripada Eropa Barat antara abad ke-9 dan ke-12 Masehi.

Kolonialisme Barat juga bukan penyebabnya: dunia Muslim sudah menderita masalah politik dan sosioekonomi ketika kolonisasi bermula.

Baca Juga: LENGKAP! Twibbon HUT RI ke-76 serta Cara Pasang Fotonya

Kuru menunjukkan bahwa dunia Muslim sudah memiliki pemikir-pemikir dan pedagang-pedagang berpengaruh pada awal sejarahnya, ketika ortodoksi agama dan kekuasaan militer masih marak di Eropa.

Namun, pada abad ke-11, persekutuan antara ulama ortodoks Islam dan negara-negara militer mulai bermunculan. Persekutuan itu sedikit demi sedikit menghalangi kreativitas intelektual dan ekonomi dengan meminggirkan kelas intelektual dan borjuis di dunia Muslim.

Studi penting ini menghubungkan penjelasan sejarah dengan politik masa kini dengan memperlihatkan bahwa sampai sekarang, aliansi ulama-negara tetap mempersulit kreativitas dan kompetisi di negara-negara Muslim.***

Editor: Anas Bukhori

Tags

Terkini

Terpopuler