Abu Nawas Ditantang Temannya untuk Memantati Raja di Istana, Begini Siasat yang Dilakukannya

31 Juli 2022, 10:40 WIB
Kisah Abu Nawas: Abu Nawas Ditantang Temannya untuk Memantati Raja di Istana, Begini Siasat yang Dilakukannya. /

UTARA TIMES –  Berikut ini uraian kisah yang menceritakan Abu Nawas berhasil menyelesaikan tantangan dari temannya.

Tantangan yang diterima Abu Nawas tersebut adalah memantati raja. Tindakan itu tentu saja hal yang sangat tidak sopan, tetapi Abu Nawas berhasil memecahkan tantangan tersebut.

Suatu hari, di sebuah warung kopi, teman-teman Abu Nawas sedang membicarakan dirinya. Mereka kagum dengan kecerdikan Abu Nawas, setiap kali sang raja memberikan tantangan selalu dapat dikalahkannya.

Walhasil, Abu Nawas sering pulang membawa hadiah. Kemudian salah satu dari mereka berkata, “Aku ada ide dan sebuah tantangan untuk Abu Nawas. Tapi sepertinya Abu Nawas tidak mampu melakukannya.

Baca Juga: Kalah Cerdas, Pawang Gajah ini Kapok Mengadakan Pertunjukan di Kampung Abu Nawas

Kalaupun dia menerima tantangan ini yang pasti dia akan kalah dan bisa-bisa dihukum pancung oleh sang raja.”

“Tantangan apakah itu?” tanya mereka penasaran.

“Aku akan menantang Abu Nawas untuk memantati raja,” jawabnya.

Setelah ditunggu-tunggu akhirnya Abu Nawas datang. “Nah ini Abu Nawas datang,” kata salah seorang dari mereka.

“Ada apa memangnya?” tanya Abu Nawas.

“Kami semua tahu kecerdikanmu sering membuat Paduka Raja kewalahan. Apapun tantangan dari Paduka Raja bisa kamu kalahkan, tapi kami punya tantangan untukmu Itupun kalau kamu berani,” kata mereka membuka percakapan.

“Apa yang harus kutakutkan? tidak ada yang perlu ditakuti kecuali Allah,” kata Abu Nawas menantang.

Mereka kembali berkata, “Selama ini belum pernah ada seorang pun yang berani memanfaatkan Paduka Raja, bukankah begitu hai Abu Nawas?”

“Tentu saja tidak ada yang berani karena itu adalah pelecehan berat, hukumannya pasti dipancung,” kata Abu Nawas memberitahu.

Baca Juga: Kalah Cerdas, Pawang Gajah ini Kapok Mengadakan Pertunjukan di Kampung Abu Nawas

“Nah itu dia. Apakah engkau berani melakukannya?” tantang mereka.

“Sudah aku katakan, aku hanya takut kepada Allah. Kalau aku bisa memantati raja, apa imbalannya?” kata Abu Nawas balik menantang.

“Seratus keping uang emas. Namun syaratnya Paduka Raja harus tertawa ketika kau pantati,” jawab mereka.

“Baiklah, aku terima tantangan itu,” kata Abu Nawas.

“Kapan kamu akan melakukannya sebagai bukti kami juga harus menyaksikan kamu memantati raja?” balasnya.

“Minggu depan, Paduka Raja akan mengadakan jamuan kenegaraan. Para menteri pegawai istana dan orang-orang diundang termasuk aku. Hadirlah kalian di sana dia, nanti aku akan memantati Paduka Raja,”

Baca Juga: Ini yang Terjadi Saat Abu Nawas Menyanggupi Lomba Memanah Padahal Ia Tidak Ahli Melakukannya

Hari yang ditunggu pun tiba, kawan-kawan Abu Nawas segera mendatangi acara yang diadakan oleh istana. Saat acara sudah dimulai Abu Nawas tak kunjung datang.

Sambutan dari para menteri dan petinggi kerajaan telah selesai. Namun Abu Nawas masih belum juga datang. Teman-teman Abu Nawas saling berbisik satu sama lain bahwa Abu Nawas tidak berani datang.

Mereka pun senang karena kali ini Abu Nawas harus mengakui kekalahannya. Ttibalah saatnya sambutan terakhir yang akan disampaikan oleh Paduka Raja. Semuanya terdiam mendengar pidato Paduka Raja.

Saat tengah berpidato, datanglah Abu Nawas. Tak seperti biasanya kali ini Abu Nawas duduk di tempat paling belakang.

Ia duduk di atas tanah di halaman istana. Kehadiran Abu Nawas membuat kawan-kawannya kaget sedangkan Paduka Raja heran dengan kelakuan Abu Nawas.

Ia pun memanggil Abu Nawas, “Hai Abu Nawas, majulah dan duduklah di atas karpet! Nanti pakaianmu kotor karena duduk di atas tanah,”

Baca Juga: Diminta Raja untuk ke Bulan, Abu Nawas Menyanggupinya dengan Cara ini

“Paduka yang mulia, sebenarnya hamba ini sudah duduk di atas karpet,” jawab Abu Nawas. Paduka Raja bingung mendengar pengakuan Abu Nawas karena yang ia lihat Abu Nawas duduk di atas tanah karpet.

“Yang mana yang engkau maksudkan, wahai Abu Nawas?” tanya Paduka Raja masih bingung.

“Karpet hamba sendiri, Paduka yang mulia. Sekarang hamba selalu membawa karpet kemanapun hamba pergi,” jawab Abu Nawas.

“Tetapi sejak tadi aku tidak melihat karpet yang engkau bawa,” kata Paduka Raja bertambah bingung.

“Baiklah, Paduka yang mulia kalau memang Paduka Raja ingin tahu, maka dengan senang hati hamba akan menunjukkannya,” kata Abu Nawas sambil beringsut maju ke depan.

Setelah cukup dekat dengan Paduka Raja, Abu Nawas berdiri kemudian menungging menunjukkan potongan karpet yang ditempelkan di bagian pantatnya.

Posisi Abu Nawas ini seolah-olah memantati Baginda Raja. Melihat ada sepotong karpet menempel di celana Abu Nawas, Paduka Raja tak bisa membendung tawa sehingga beliau terpingkal-pingkal diikuti oleh para petinggi istana.

Sementara kawan-kawan Abu Nawas mengakui kekalahannya. Mereka tak menyangka Abu Nawas bisa sampai secerdik itu.***

https://youtu.be/Z2iCipNCe9A 

Editor: Abdul Hamid

Tags

Terkini

Terpopuler