Kenali Tradisi Sakral Rebo Wekasan di Desa Wonokromo Yogyakarta, Mulai dari Upacara Adat hingga Tradisi Wisuh

21 September 2022, 13:00 WIB
Kenali Tradisi Sakral Rebo Wekasan di Desa Wonokromo Yogyakarta, Mulai dari Upacara Adat hingga Tradisi Wisuh di Kali /Foto/Ilustrasi/Pexels

UTARA TIMES  - Hari ini diperingati sebagai hari Rebo Wekasan, dimana pada hari ini 320 ribu bala atau bencana diturunkan Allah SWT ke muka bumi dalam satu malam.

Rebo Wekasan 2022 jatuh pada 21 September 2022. Pada hari ini masyarakat dianjurkan untuk memperbanyak ibadah dan memohon pertolongan kepada Allah SWT agar terhindar dari bala atau bencana.

Istilah Rebo Wekasan disebut juga Rebo Pungkasan dikenal masyarakat Jawa sebagai hari datangnya bencana maka tidak jarang masyarakat masih melestarikan tradisi tolak bala dihari itu.

Seperti tradisi yang dilestarikan oleh masyarakat desa Wonokromo Yogyakarta yang menjalankan tradisi Upacara Rebo Wekasan.

Baca Juga: Wendy Walters dan Reza Arap Kenapa? Sang Musisi Diisukan Selingkuh hingga Seret Nama Rossa

Upacara Rebo Wekasan adalah upacara adat yang diselenggarakan masyarakat desa Wonokromo Yogyakarta setiap malam Rebo terakhir di bulan Safar.

Adapun informasi terkait Upacara Sakral Rebo Wekasan ini dilansir Utara Times dari laman resmi Dinas Kebudayaan DI Yogyakarta.

Menurut mitos yang beredar di masyarakat, upacara Rebo Wekasan ini diadakan konon hari ini ada pertemuan antara Sri Sultan Hamengkubuwono I dengan mbah Kyai Faqih Usman aeorang ahli pengobatan suwuk.

Baca Juga: Bocoran Ending Serigala Terakhir Season 2 Episode 8, Lengkap Jadwal Tayang dan Link Nonton

Dari situlah, upacara pada hari Rabu terakhir bulan Safar ini diselenggarakan. 

Adapun tujuan lain diadakannya tradisi sakral ini, sebagai ucapan syukur masyarakat kepada tuhan yang maha kuasa, atas berkah dan kesuksesan usaha yang dilimpahkan dan tujuan-tujuan tertentu.

Adapun mitos dari penyelenggaraan upacara Rebo Wekasan ini dari beberapa tokoh menceritakan  versi yang berbeda-beda. Salah satunya terdapat mitos bebersih di Kali Opak dan Kali Gajahwong untuk mensucikan diri sekaligus mencari keselamatan.

Baca Juga: Nonton dan Download Serigala Terakhir Season 2 Episode 8 Full Vidio Lengkap Sinopsis: Tawa yang Paling Akhir

Tradisi Rebo Wekasan sudah ada sejak tahun 1784, pada tahun itu terdapat Kyai yang mahir dalam dunia pengobatan penyakit dengan metode Suwuk semacam Ruqyah.

Menurut SKH KR 1983, Metode Suwuk untuk mengobati berbagai penyakit, metode tersebit digaungkan oleh Mbah Faqih Usman.

Keefektifan ilmu pengobatan Mbah Faqih Usman itu kemudian dikenal masyarakat hingga ke luar daerah, masyarakat pun berdatangan ke masjid untuk menyembuhkan penyakit, namun hal tersebut justru mengganggu aktivitas peribadatan jamaah masjid.

Baca Juga: Tak Mudah Ditebak, Ini 5 Film Pilihan dengan Thriller Paling Keren Bikin Sport Jantung, Wajib Nonton

Mengatasi hal tersebut mbah Faqih Usman memutuskan untuk menyuwuk air kali Opak dan Kali Gajahwong untuk digunakan sebagai sarana pengobatan masyarakat.

Dan dari situlah terdapat kepercayaan setiap hari Rebo Wekasan, masyarakat yang datang dari luar daerah berbondong-bondong mandi di kali tersebut dengan kepercayaan dapat memberikan keselamatan dan berkah.

Namun hal ini justru tidak dipercayai oleh masyarakat desa Wonokromo karena mereka beragama Islam yang kuat dan cenderung dihindari untuk mencegah perbuatan syirik.

Baca Juga: Terseret Isu Reza Arap Selingkuhi Wendy Walters, Rossa Buka Suara

Demikian informasi terkait tradisi sakral masyarakat desa Wonokromo Daerah Istimewa Yogyakarta berupa upacara adat dan tradisi wisuh di kali pada hari Rebo Wekasan.***

Editor: Nur Umar

Tags

Terkini

Terpopuler