Bergelimang Karya, Sastra Perbandingan Nusantara

3 November 2020, 19:14 WIB
Ilustrasi /2 November 2020 /Pixabay/

 


UTARA TIMES- Indonesia sangat kaya akan segala sesuatunya baik bahasa, budaya, pulau, etnis, tradisi, dan sebagainya.

Keragaman yang amat banyak itulah menjadi ladang yang subur bagi penelitian sastra bandingan. 

Dengan keanekaragamannya maka tak heran jika sastra yang merupakan bagian dari kebudayaan muncul dengan berbagai jenis sesuai dengan tradisi dan budaya masing-masing. 

Baca Juga: Gatot Nurmantyo Akan Dapatkan Anugerah Bintang Mahaputera, Begini Kata Mahfud MD

Walaupun demikian halnya tetap saja pastilah terdapat saling mempengaruhi dalam sebuah karya. Artinya, setiap karya atau teks memiliki kemiripan dan perbedaan di dalamnya.

Berbagai dongeng dan cerita rakyat yang diturunkan dan diceritakan oleh nenek moyang kita sampai saat ini kita masih bisa mengetahui ceritanya.

Dongeng yang tersebar luas dan berasal dari berbagai daerah tentu kembali lagi pada masalah adanya kemiripan walaupun berasal dari daerah yang berbeda-bedah bahkan bahasa daerah yang berbeda.

A.Ikram pada tahun 1990 memberikan konsep-konsep studi perbandingan yang telah ditawarkan oleh Cleaments tahun 1978, yakni : 

1. Genre dan bentuk;
2. Periode, aliran, dan pengaruh, serta
3. Tema dan mitos.

Baca Juga: Ditemukan Kerangka Manusia Dalam Karung di Cibinong

Genre di Indonesia memiliki keragaman yang sangat banyak ketimbang negara lainnya. Hal ini terutama dikarenakan adanya berbagai jenis pengaruh. 

Di Indonesia genre wiracarita ditemukan dalam berbagai bentuk syair, kakawin, hikayat, berbagai jenis teater rakyat, dan pelipur lara.

Kisah kepahlawanan merupakan genre yang sering muncul dalam kesusastraan nusantara. Dalam perkembangannya ia muncul dalam berbagai bentuk yang berasal dari luar.

Wiracarita dapat muncul dalam syair dan hikayat yang bentuk aslinya berasal dari Arab. Genre tersebut juga dapat muncul dalam kakawin yang berasal dari India. Hikayat Badul muluk muncul dalam teater rakyat yang disebut dengan Dulmuluk.

Mahabarata juga yang sering kita dengan juga muncul dalam berbagai bentuk. Genre wiracarita terus tetap bertahan sampai sekarang karena pada hakikatnya menggambarkan kehidupan seseorang yang penuh dengan pengalaman dan perjuangan yang dapat berakhir tragis atau bahagia.

Baca Juga: Khasiat Safron Bagi kecantikan wajah, dan Peluang Bisnisnya yang Menggiurkan

Selain itu genre yang digemari di Indonesia adalah yang bersifat didaktik. Dalam sastra Jawa klasik tembang digunakan untuk menyampaikan nasihat. Dalam genre ini penyampaian genre didaktik bisa menggunakan tokoh manusia maupun binatang.

Seperti si kancil yang cerdik dapat memberi berbagai nasihat yang terkandung dalam ceritanya. Namun di dalamnya juga mengandung berbagai macam sindirian mengenai kekuasaan yang menindas kaum yang lemah.

Sastra sejarah juga merupakan genre yang terdapat di mana-mana, kebudayaan Melayu telah menghasilkan sejarah Melayu, kitab yang dianggap begitu penting oleh sementara orang Melayu sehingga dianggap sebagai catatan sejarah yang otentik dan karenanya sering dilupakan sisi fiksinya.

Kebudayaan Jawa juga telah menghasilkan sejumlah babad yang orang Jawa anggap bagian dari sejarah. Sastra yang bergenre sejarah merupakan salah satu bukti otentik dalam perkembangan suatu negara ataupun peristiwa.

Baca Juga: Menjelang Hari Pahlawan 10 November, Berikut 10 Lagu Nasional Yang wajib Didengerkan

Dengan adanya sastra yang bergenre sejarah tersebut maka kita juga dapat melihat peristiwa sejarah dalam kacamata kebudayaan melalui sastra.

Genre lain yang terkenal di Indonesia adalah mantra. Mantra adalah genre tradisi lisan yang bisa dipergunakan sebagai wahana untuk berbagai jenis maksud dan tujuan.

Mantra dipercaya dapat menimbulkan dan menghasilkan berbagai hal di samping mendukung niat kita untuk mencapai tujuan. Mantra juga dipergunakan untuk memikat seseorang, mencelakaan orang, menolak bala.

Baca Juga: Kartu Prakerja, Direktur Program sampaikan 47 Persen Pendaftar Perempuan

Penelitian mengenai genre bisa bertumpang tindih dengan penelitian mengenai pengaruh, yang dalam artinya yang luas mencakup juga perubahan bentuk, saduran, dan terjemahan. Studi mengenai tema dan mitos bisa erat sekali kaitannya.

Tema besar yang mendukung karya sastra agung seperti Mahabarata berkembang di indonesia dalam berbagai bentuk. Tema tersebut kemudian ditafsirkan kembali oleh para pengarang moderen yang dijadikan bahan untuk menanggapi masalah-masalah yang muncul dalam masyarakatnya.***

Editor: Anas Bukhori

Tags

Terkini

Terpopuler