Baca Juga: Dongeng Bahasa Sunda ‘Gajah eleh ku Sireum’ Gajah Kalah oleh Semut
Namun sebelum itu, Raja Pakuan telah meninggalkan istana dengan beberapa punggawanya. Sang prabu memilih meninggalkan hal-hal duniawi dan mengambil jalan untuk memperdalam ilmu keagamaan.
Sementara itu, kelompok kecil dari Nyi Mas Purnamasari, putri dari Prabu Rendra ikut meninggalkan istana bersama suaminya, Raden Kumbang, dengan dikawal oleh seorang punggawa inti istana bernama Rakeyan.
Mengetahui Nyi Mas dan suaminya telah kabur meninggalkan Istana Pakuan, Jaya Ateya yang gelap mata karena kecewa pernah ditolak oleh Nyi Mas pun berusaha mengejar mereka.
Di sepanjang perjalanan terjadi pertempuran di antara keduanya. Korban berjatuhan dari dua pasukan hingga menewaskan Raden Kumbang Bagus Setra, suami Nyi Mas Purnamasari.
Melihat kejadian tersebut, Rakeyan Kalong Sunda segera mengambil tindakan dan segera menyerang pasukan Jaya Anteya dengan membabi buta.
Baca Juga: Benarkah Tanggal 2 Februari 2022 Merupakan Hari yang Mulia? Berikut Penjelasannya
Satu per satu pasukan Jaya Anteya tewas di tangan punggawa Pajajaran, hingga terjadi perang antara Jaya Ateya dengan Rakeyan Kalong Sunda.
Jaya Ateya tidak berkutik dan kalah. Tempat perkelahian Jaya Ateya dan Rakeyan Kalong Sunda kala itu, kini dinamakan Gunung Jayanti, yang diambil dari nama Jaya Antea.
Setelah peristiwa tersebut, Nyi Mas yang sedang hamil 5 bulan menyebrang ke selatan Jimandri menuju Babakan dengan disertai Rakeyan Kalong Sunda.