UTARA TIMES – Mengenal Dugderan yang merupakan tradisi menjelang Ramadhan bagi masyarakat Semarang, Jawa Tengah.
Tradisi Dugderan merupakan upacara menjelang Ramadhan yang merupakan perpaduan tiga etnis yang mendominasi masyarakat Semarang, Jawa Tengah.
Dugderan tradisi menjelang Ramadhan ini mencerminkan tiga etnis yang ada di Semarang yaitu etnis Jawa, Tionghoa dan Arab.
Menurut sejarahnya, Dugderan tradisi menjelang Ramadhan sudah berlangsung sejak tahun 1881. Kala itu dipimpin oleh Bupati RMTA Purbaningrat.
Baca Juga: Ini 5 Adegan Paling Romantis Ahn Hyo Seop dan Kim Se Jeong dalam Drakor A Business Proposal
Nama Dugderan diambil dari kata “dugder” dimana “dug” melambangkan suara tabuhan dan “der: merupakan tembakan meriam.
Upacara ini dilatarbelakangi oleh perbedaan pendapat masyarakat sekitar mengenai awal puasa dimulai.
Baca Juga: Link Nonton dan Download Film The Batman 2022 Tersedia di Netflix Kapan? Begini Ulasannya!
Oleh karena itu dicapailah suatu kesepakatan untuk menyamakan persepsi dengan menabuh bedug di Masjid Agung Kauman dan meriam di halaman kabupaten yang dibunyikan sebanyak tiga kali.
Editor: Rosma Nur Riana
Sumber: jogjaprov.go.id