Apa Itu Malam Satu Suro? Begini Pengertian, Sejarah, hingga Mitos dan Tradisi yang Dipercaya Masyarakat

- 19 Juli 2022, 08:00 WIB
Apa Itu Malam Satu Suro? Begini Pengertian, Sejarah, hingga Mitos dan Tradisi yang Dipercaya Masyarakat
Apa Itu Malam Satu Suro? Begini Pengertian, Sejarah, hingga Mitos dan Tradisi yang Dipercaya Masyarakat /Pixabay/Pexels

UTARA TIMES – Jelang pergantian tahun Hijriah dan kalender Jawa terdapat satu peristiwa yang dikenal dengan malam satu suro. 

Apa itu malam satu suro? Bagaimana sejarah lahirnya malam yang dianggap memiliki banyak mitos atau misteri tersebut? 

Berikut ini penjelasan apa itu malam satu suro lengkap dengan pengertian, sejarah, hingga mitos dan tradisi yang dipercaya masyarakat saat waktu tersebut. 

Dilansir Utara Times dari kemdikbud.go.id bahwa satu suro, adalah sebagai awal bulan pertama Tahun Baru Jawa, bertepatan dengan 1 Muharam. 

Baca Juga: Ada Apa Tanggal 19 Juli? Simak Sejarah Hari Es Krim Sedunia pada 19 Juli 2022

Kalender Jawa pertama kali diterbitkan oleh Raja Mataram Sultan Agung Hanyokrokusumo 1940 tahun yang lalu, mengacu penanggalan Hijriyah (Islam). 

Di sejumlah daerah di Pulau Jawa, Masyarakat Jawa masih tetap dijalani dengan laku atau lampah bathin dan prihatin.

Satu suro merupakan hari pertama dalam kalender Jawa di bulan Sura atau Suro. Karena dalam sistem penanggalan Jawa yang dihitung berdasarkan penggabungan kalender Hijriah. 

Baca Juga: Nonton Film 2037 Dimana? Ini Link Streaming Film 2037 Full Sub Indo dan Legal Tentang Kasus Kekerasan Seksual

Penanggalan Jawa memiliki dua sistem perhitungan yaitu mingguan (7 harian) dan pasaran (5 harian).

Selain itu penanggalan Jawa memiliki siklus windu (sewindu:8 tahun), dimana konsekuensi dari siklus ini adalah pada urutan tahun jawa ke 8 (jimawal) jatuhnya tanggal 1 Suro berselisih satu hari lebih lambat dengan 1 Muharram dalam kalender Islam. biasanya disebut malam satu suro, hal ini karena pergantian hari Jawa dimulai pada saat matahari terbenam dari hari sebelumnya, 

Oleh karena itu, satu suro biasanya diperingati pada malam hari setelah magrib pada hari sebelum tanggal satu biasanya disebut malam satu suro.

Baca Juga: Teka Teki MPLS: Arti Susu Kebangsaan, Puding Goreng dan Minuman Ratu Mesir dan Istilah Lainnya

Malam satu suro memiliki banyak pandangan dalam masyarakat Jawa, hari ini dianggap keramat terlebih bila jatuh pada Jumat Legi. 

Untuk sebagian masyarakat pada malam satu suro dilarang untuk ke mana-mana kecuali untuk berdoa ataupun melakukan ibadah lain

Malam satu Suro yang sangat lekat dengan budaya Jawa, biasanya terdapat ritual tradisi iring-iringan rombongan masyarakat atau kirab. 

Baca Juga: Link Twibbon Tahun Baru Islam 2022 Paling Trending, Kartu Ucapan 1 Muharram 1444 H di Media Sosial

Beberapa daerah di Jawa merupakan tempat berlangsungnya perayaan malam satu Suro. Di Solo, misalnya perayaan malam satu Suro terdapat hewan khas yang disebut kebo (kerbau) bule. 

Kebo bule menjadi salah satu daya tarik bagi warga yang menyaksikan perayaan malam satu Suro dan konon dianggap keramat oleh masyarakat setempat. 

Kebo Bule Kyai Slamet. Bukan sembarang kerbau, karena hewan ini termasuk pusaka penting milik keraton. 

Baca Juga: Video Korban Kecelakaan Maut di Cibubur Beredar di Medsos, Ini Hukum Pidana Bagi yang Ikut Membagikan

Dalam buku Babad Solo karya Raden Mas (RM) Said, leluhur kebo bule adalah hewan klangenan atau kesayangan Paku Buwono II, sejak istananya masih di Kartasura, sekitar 10 kilometer arah barat keraton yang sekarang. 

Menurut seorang pujangga kenamaan Keraton Kasunanan Surakarta, Yosodipuro, leluhur kerbau dengan warna kulit yang khas, yaitu bule (putih agak kemerah-merahan) itu, merupakan hadiah dari Kyai Hasan Beshari Tegalsari Ponorogo kepada Paku Buwono II.

Hadiah tersebut diperuntukkan sebagai cucuk lampah (pengawal) dari sebuah pusaka keraton yang bernama Kyai Slamet saat beliau pulang dari mengungsi di Pondok Tegalsari ketika terjadi pemberontakan pecinan yang membakar Istana Kartasura.

Baca Juga: Teka Teki MPLS: Arti Susu Kebangsaan, Puding Goreng dan Minuman Ratu Mesir dan Istilah Lainnya

Berbeda dengan perayaan di Solo, di Yogyakarta perayaan malam satu Suro biasanya selalu identik dengan membawa keris dan benda pusaka sebagai bagian dari iring-iringan kirab. 

Para abdi dalem keraton, beberapa hasil kekayaan alam berupa gunungan tumpeng serta benda pusaka menjadi sajian khas dalam iring-iringan kirab yang biasa dilakukan dalam tradisi Malam Satu Suro. 

Perayaan tradisi peringatan malam satu Suro menitikberatkan pada ketentraman batin dan keselamatan. Karenanya, pada malam satu Suro biasanya selalu diselingi dengan ritual pembacaan doa dari semua umat yang hadir merayakannya. 

Baca Juga: Link Download dan Nonton Dilema The Series Episode 7 Lengkap Sinopsis: Bima Ingin Ceraikan Lena

Hal ini bertujuan untuk mendapatkan berkah dan menangkal datangnya marabahaya.

Demikian penjelasan apa itu malam satu suro lengkap dengan pengertian, sejarah, hingga mitos dan tradisi yang dipercaya masyarakat saat waktu tersebut.***

Editor: Nur Umar

Sumber: Kemendikbud


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x