Network
Di saat Abu Nawas kebingungan, sang raja berkata “Hai Abu Nawas, kenapa kamu bingung? Ada hadiah besar menantimu tapi syaratnya kamu hanya boleh memanah satu kali dan harus tepat sasaran. Kalau kamu berhasil maka hadiah besar bisa kamu bawa pulang, tapi kalau kamu gagal kamu harus pulang ke rumah dengan jalan merangkak,”
“Ternyata dugaan saya benar saja, ia mengundang saya ke istana hanya mempermalukan saya. Sudah tahu kalau saya tak pandai memanah tapi dipaksa ikut lomba memanah,” ucap Abu Nawas dalam hati.
Ia pun berpikir keras agar lepas dari jebakan sang raja. Abu Nawas dengan berat hati mengambil busur dan anak panah.
Baca Juga: Diminta Raja untuk ke Bulan, Abu Nawas Menyanggupinya dengan Cara ini
Otaknya terus berputar mencari cara supaya dirinya tidak dipermalukan oleh sang raja. Akhirnya dengan memantapkan hati, Abu Nawas membidik sasaran.
Ia pun mulai memanah. Sudah bisa ditebak, anak panah melesat jauh dari sasaran. Namun dengan kecerdikannya Abu Nawas berteriak “Itu tadi gaya memanah Tuan menteri,”
Segera dicabutnya sebuah anak panah lagi, ia membimbingnya dan memanah lagi. Masih juga panah melesat dari sasaran.
Abu Nawas berteriak lagi, “Demikianlah gaya Tuhan Walikota memanah, Hai Baginda,”
Raja menjadi tidak sabar, ia pun berteriak “Hai Abu Nawas, mana gaya memanahmu?”
“Tenang Baginda, gaya hamba tentu lebih baik,” jawab Abu Nawas tetap berlagak pintar.
