Cerita Humor Abu Nawas Menyebut Raja Budak hingga Menjualnya ke Orang Arab Badui

- 10 Agustus 2022, 07:20 WIB
Informasi mengenai Cerita Humor Abu Nawas Menyebut Raja Budak hingga Menjualnya ke  Orang Arab Badui.
Informasi mengenai Cerita Humor Abu Nawas Menyebut Raja Budak hingga Menjualnya ke Orang Arab Badui. /Youtube/Humor Sufi Official

UTARA TIMES –  Berikut ini adalah uraian cerita humor Abu Nawas saat menyebut raja Harun Al Rasyid sebagai budak hingga menjualnya pada seseorang.

Kisah ini bermula dari niat Abu Nawas untuk menunjukkan sesuatu kepada sang raja. Ia tidak bisa hanya sekedar melaporkannya secara lisan.

Menurutnya, raja harus mengetahuinya dengan mata kepala sendiri bahwa masih banyak di antara rakyatnya yang hidup sengsara sehingga masih ada praktek perbudakan.

Hal ini membuat Abu Nawas resah. Dalam hatinya pun berkata, “Baginda Raja harus mengetahui hal ini,”

Baca Juga: Cerita Abu Nawas: Imam Syafi’i Menangis Saat Membaca Syair Terakhirnya Sebelum Meninggal

Kemudian Abu Nawas mencari cara untuk melaporkannya kepada baginda raja. Awalnya ia akan melaporkannya secara lisan tapi terbesit ide konyol dalam diri Abu Nawas.

“Kalau melaporkannya secara lisan tentang perbudakan, tentu sang raja tidak langsung percaya begitu saja. Akan lebih meyakinkan kalau baginda `raja yang mengalaminya sendiri,” pikir Abu Nawas.

Ia pun lalu berencana menjual baginda raja sebagai budak karena menurut Abu Nawas hanya baginda Raja saja yang paling patut untuk dijual.

Bukankah selama ini Baginda Raja selalu mempermainkan dirinya? Maka sudah sepantasnyalah kalau sekarang giliran Abu Nawas mengerjai baginda Raja.

Singkat cerita, Abu Nawas mendatangi istana dan menghadap Raja Harun Al Rasyid. “Paduka yang mulia, hamba punya sesuatu yang menarik dan hamba ingin menunjukkannya hanya kepada paduka yang mulia saja,” ucap Abu Nawas.

“Apa itu, wahai Abu Nawas?” tanya Baginda langsung tertarik.

Abu Nawas menjawab, “Pokoknya sesuatu yang hamba yakin belum pernah terlintas di dalam benak paduka yang mulia,”

“Kalau begitu, cepatlah ajak aku ke sana untuk menyaksikannya,” kata Baginda Raja tanpa rasa curiga sedikit pun.

“Tetapi, baginda…” kata Abu Nawas sengaja tidak melanjutkan kalimatnya.

“Tetapi apa, wahai Abu Nawas?” tanya Baginda tidak sabar.

“Paduka yang mulia harus menyamar sebagai rakyat biasa. Bila begini, tidak menyamar sebagai rakyat biasa, maka pasti orang-orang akan banyak ikut menyaksikan benda ajaib itu,” kata Abu Nawas.

Karena penasarannya yang begitu besar, maka Baginda Raja bersedia menyamar sebagai rakyat biasa. Setelah mengganti pakaiannya seperti rakyat biasa, Abu Nawas dan Baginda Raja langsung berangkat menuju hutan.

Baca Juga: Kisah Lucu Abu Nawas Dijahili Pendeta dan Ahli Yoga Saat Melakukan Perjalanan Suci

Setibanya di hutan Abu Nawas mengajak Baginda Raja berteduh di sebuah pohon “Paduka yang mulia, tunggu disini dulu saya akan memberikan kejutan untuk paduka yang mulia,” ucap Abu Nawas.

Lalu Abu Nawas pergi menemui seorang badui yang berprofesi sebagai penjual beli budak. “Tuan, saya mau menjual budak barangkali tuan tertarik,” tawar Abu Nawas.

“Mana budaknya?” tanya orang badui tersebut.

“Dia ada di bawah pohon itu,” jawab Abu Nawas sembari menunjuk Baginda Raja yang sedang duduk menunggu Abu Nawas.

“Mari dekati dia,” ajak orang Badui.

“Jangan, tuan. Cukup dari sini saj, saya tidak tega kalau menjual di depan matanya sebab dia adalah temanku. Tuan cukup amati dia dari kejauhan. Kalau tuan cocok silahkan dibeli,” jawab Abu Nawas.

Orang badui itu mengamatinya dari jauh. Setelah dirasa cocok, ia lalu memberi Abu Nawas beberapa keping emas. Kemudian Abu Nawas membuatkan surat kuasa yang menyatakan bahwa orang badui itu sekarang mempunyai hak penuh atas diri orang yang sedang duduk di bawah pohon.

Sementara, Baginda Raja yang masih duduk di bawah pohon menunggu Abu Nawas dihampiri oleh orang Badui pedagang budak.

“Siapa kamu?” tanya raja kepada orang badui tersebut.

“Aku adalah tuanmu sekarang,” jawab si badui dengan nada kasar. Orang badui itu tidak tahu kalau di hadapannya adalah raja Harun Al Rasyid sebab Baginda Raja mengenakan baju yang kumal.

Baca Juga: Cerita Humor Abu Nawas Mencari Neraka dengan Lampu Minyak di Siang Hari

“Apa maksud perkataanmu?” tanya Baginda Raja penuh amarah.

“Abu Nawas telah menjual kamu kepadaku dan inilah surat kuasa yang baru dibuatnya,” jawab si Badui dengan nada kasar.

“Abu Nawas menjual diriku kepadamu?” tanya Baginda.

“Kaget ya?” bentak si Badui.

“Tahukah engkau siapa aku ini sebenarnya?” tanya baginda raja geram.

“Tidak dan itu tidak perlu,” jawab si Badui. Lalu orang badui itu pun menyeret raja sampai ke belakang rumahnya.

Raja Harun Al Rasyid diberikan kapak dan disuruh membelah begitu banyak tumpukan kayu di belakang rumah badui itu. Memandangnya saja Raja Harun Al Rasyid sudah merasa ngeri apalagi harus mengerjakannya.

Raja Harun Al Rasyid mencoba memegang kapak dan mencoba membelahnya namun orang badui  itu heran melihat cara budak barunya memegang tampak.

“Kau ini bagaimana, bagian kapak yang tumpul kau arahkan ke kayu. Sungguh bodoh sekali kamu ini,”

Lalu Raja Harun Al Rasyid mencoba membalikkan kapak, hingga bagian yang tajam menghadap ke kayu. Ia kembali mencoba membela namun tetap saja pekerjaannya terasa aneh dan kaku bagi si badui.

Dalam hati Baginda Raja berkata, “Beginikah derita orang-orang miskin mencari sesuap nasi, harus bekerja keras lebih dahulu,” Sementara si Badui terus memperhatikan Baginda Raja dengan tatapan sinis.

“Aku rugi telah membelimu. Kamu budak terbodoh yang pernah aku lihat,” ucap si Badui.

“Hai Badui, cukup! Aku tak tah!” balas Baginda Raja.

‘Kurang ajar, kau ini adalah bundakku. Kau harus patuh kepadaku!” bentak si Badui. Ia pun langsung memukul Baginda Raja. Tentu saja raja yang tak pernah disentuh orang, menjerit keras saat dipukul Badui.

“Aku adalah raja muda, Raja Harun Al Rasyid,” kata baginda Raja sambil menunjukkan tanda kerajaannya.

Baca Juga: Cerita Humor Abu Nawas Menipu Komplotan Penipu, Begini Siasat yang Dilakukan

Si Badui pedagang budak itu pun kaget bukan kepalang. Ia pun mulai mengenal baginda raja. Ia pun langsung menjatuhkan diri di hadapan Baginda Raja.

“Ampuni hamba, Paduka yang mulia. Hamba tidak tahu kalau Anda adalah Paduka Raja sebab dari pengakuan Abu Nawas katanya Paduka adalah temannya,”

Baginda Raja mengampuni pedagang Budak itu karena ia memang tidak tahu, tetapi kepada Abu Nawas, Baginda Raja amat murka dan gemas. Ingin rasanya beliau meremas-remas tubuh Abu Nawas.

Beberapa hari kemudian, Abu Nawas ditangkap dan dihadapkan kepada Baginda Raja. “Kamu kurang ajar, Abu Nawas. Apa maksudmu menjual diriku sebagai budak,” bentak Baginda Raja.

Abu Nawas berkata, “Ampun beribu ampun, Paduka yang mulia. Sebenarnya hamba hanya ingin memberitahu kepada Paduka bahwa praktik jual-beli budak masih ada di negeri yang Paduka pimpin. Bukankah Paduka sudah melarang adanya praktek jual-beli budak? Kalau saya sampaikan secara lisan, mungkin paduka juga belum tentu percaya. Oleh karenanya hamba membuktikannya secara langsung kepada Paduka yang mulia sekaligus supaya Paduka yang mulia merasakan betapa menderitanya rakyat miskin seperti saya untuk mencari makan,”

Mendengar penjelasan Abu Nawas, sejenak Baginda Raja termenung. “Benar juga apa yang dikatakan Abu Nawas,” ucap baginda dalam hati. Ia pun lalu melepaskan kembali Abu Nawas dan memberinya uang untuk bekal makan anak dan istrinya.

Demikian uraian kisah humor Abu Nawas saat menjual raja Harun Al Rasyid kepada seseorang.***

Editor: Abdul Hamid


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah