UTARA TIMES - Seekor kerbau tertua koleksi Keraton Solo mati pada pukul 07.00 WIB, Rabu 11 November 2020 akibat penyakit radang lambung yang diderita sejak lima hari terakhir.
Baca Juga: Indonesian Racing Resmi Dikenalkan, Akan Terlibat Diempat Kelas MotoGP
"Akibat radang lambung ini kalau makan pasti 'mbalik' (dimuntahkan) lagi. Selain itu, kalau menurut dokter ya faktor usia juga," kata Heri Sulistyo salah satu abdi dalem keraton yang sehari-hari bertugas memelihara kerbau milik keraton.
Ia mengatakan kebo bule yang dinamakan Nyai Manis Sepuh tersebut mati di umur 35 tahun.
Dengan berkurangnya satu ekor kerbau, dikatakannya, saat ini kerbau milik Keraton Solo tersisa 21 ekor.
Baca Juga: Psikolog: Masalah Mental Tidak Ada Hubungannya Dengan Religiusitas Seseorang
Menurut dia, untuk penguburan kerbau Nyi Manis Sepuh dilakukan di Sitinggil Keraton Surakarta. Sebagaimana dikutip Utara Times dari Antara.
Ia mengatakan untuk prosesi penguburan dipimpin oleh ulama keraton dan sebelum dikubur, kerbau dibungkus dengan kain kafan berwarna putih.
"Untuk 'ubo rampe' (perlengkapan) yang dipakai juga ada dupa dan bunga. Proses penguburan sekitar tiga jam," katanya.
Baca Juga: Sejarawan Sebut Perjuangan Sultan Baabullah Layak Diteladani