Inilah Ringkasan Pidato Prof Azyumardi Azra yang Gagal Dipresentasikan di Malaysia

19 September 2022, 09:43 WIB
Inilah Ringkasan Pidato Prof Azyumardi Azra yang Gagal Dipresentasikan di Malaysia /Dok. Partai Golkar

UTARA TIMES- Inilah ringkasan pidato Prof Azyumardi Azra yang gagal dipresentasikan di Malaysia. 

Diketahui Azyumardi Azra wafat ketika menuju ke Malaysia untuk mempresentasikan makalah berjudul “Nusantara untuk Kebangkitan Peradaban: Memperkuat Optimisme dan Peran Umat Muslim Asia Tenggara”.  

Berikut isi ringkasan pidato Azyumardi Azra dalam acara persidangan antarbangsa Kosmopolitan Islam di Malaysia. 

Baca Juga: Profil Almarhum Prof Azyumardi Azra Yang Wafat di Malaysia, Sang Cendekiawan Terkemuka Dunia Islam

Perjalanan Prof Azyumardi Azra menuju Malaysia dalam rangka melakukan diplomasi soft power Islam moderat. Menurut Prof Azra, dalam dua dasawarsa ini sudah mulai adanya geliat kebangkitan peradaban Islam yang dimulai dari Asia Tenggara, khususnya Indonesia dan Malaysia. 

Apalagi kedua negara tersebut memiliki penduduk yang mayoritasnya adalah Muslim. Bahkan Indonesia merupakan negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia. 

Namun dalam konteks ini, menurut Sir Azra ada beberapa prasyarat yang perlu diperhatikan dalam rangka kebangkitan peradaban Islam itu sendiri.

Baca Juga: Link Nonton dan Download Little Women Episode 6 7 8 di Netflix Lengkap Jadwal Tayang

Pertama, stabilitas politik. Di Indonesia, prasyarat ini penting dan dikonsolidasikan dalam tiga hal: basis konstitusional-legal, kelembagaan (parpol, legislatif dan eksekutif), dan budaya politik. Melalui konsolidasi itulah good governance, penegakan hukum, dan kohesi sosial bisa ditegakkan. 

Sedangkan di Malaysia perlu konsolidasi secara mendesak terhadap kekuatan politik umat Islam yang tercerai berai dalam beberapa tahun terakhir. Menurutnya, Konsolidasi demokrasi dan politik di kedua negara berpenduduk mayoritas Muslim ini mutlak untuk pembangunan peradaban.

Kedua, Menurut Sir Azra, pendidikan jelas merupakan prasyarat mutlak bagi kebangkitan peradaban Islam. Pendidikan Malaysia dan Indonesia bukan hanya harus mencapai pemerataan (equity), tapi juga harus semakin berkualitas sejak dari tingkat dasar, menengah sampai pendidikan tinggi agar dapat menjadi tulang punggung kebangkitan peradaban. Hanya dengan pendidikan seperti itu, kaum muda negeri ini dapat bertransformasi bersama menuju kemajuan peradaban.

Baca Juga: Rekap Little Women Episode 5 dengan Link Nonton Episode 1, 2, 3, 4, 5, Titik Terang Kematian Hwa Young

Ketiga, pemberdayaan kembali masyarakat madani, masyarakat sipil, masyarakat kewargaan atau civil society. Karenanya, salah satu agenda pokok yang harus dilakukan secara berkelanjutan adalah pemberdayaan kembali masyarakat madani yang selama ini bukan tidak mengalami disorientasi karena proses politik manipulatif dan divisif. 

Masyarakat madani di kedua negara ini memiliki peran dan leverage yang tidak bisa diabaikan begitu saja. Masyarakat sipil hendaknya terus berdiri di depan dalam pemberdayaan masyarakat dalam upaya mewujudkan peradaban utama yang demokratis dan berkeadilan. Dalam konteks Indonesia, ada peran NU dan Muhammadiyah sebagai starter dalam pembangunan peradaban Islam di dunia.

Keempat, pengembangan dan peningkatan keadaban masyarakat (public civility). Mengingat di era Revolusi 5.0 kita menyaksikan semakin merosotnya keadaban publik dalam bentuk pelanggaran hukum, rendahnya disiplin masyarakat, dan seterusnya. 

Menurut Sir Azra banyak kalangan terlihat tidak lagi malu melakukan hal bertentangan atau tidak sesuai dengan keadaban publik. Pemerintah dan masyarakat sipil atau masyarakat madani (Civil Society) sepatutnya memberikan perhatian khusus pada penegakan kembali etika dan keadaban publik. Hanya dengan keadaban publik yang kuat, negara Indonesia dapat maju, berharkat, dan berperadaban.  

Demikian ringkasan pidato Prof Azyumardi Azra yang gagal dipresentasikan di Malaysia.*** 

Editor: Anas Bukhori

Tags

Terkini

Terpopuler