Wilayah Laut Natuna Utara Diserbu Kapal China, Vietnam, sampai AS, Ada Apa?

- 14 September 2021, 14:10 WIB
Wilayah Laut Natuna Utara Diserbu Kapal China, Vietnam, sampai AS, Ada Apa?
Wilayah Laut Natuna Utara Diserbu Kapal China, Vietnam, sampai AS, Ada Apa? /ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

UTARA TIMES – Badan Keamanan Laut (Bakamla) Republik Indonesia pada Senin, 13 September 2021 kemarin mengumumkan situasi di wilayah Laut Natuna Utara yang kian memanas.

Dalam rapat dengan Komisi I DPR RI, senin, 13 September 2021, Bakamala menyampaikan tentang yang sedang terjadi di Laut Natuna Utara.

Menurut pengamatan Bakamala, di Laut Natuna Utara ada banyak kapal China dan Vietnam yang berada di wilayah tersebut. Namun, pihaknya tidak memiliki alat yang memadai untuk berpatroli.

Baca Juga: Asyik Mencoba Menghitung Satuan Volume Meter Kubik (m3), Berikut Kunci Jawaban Matematika Halaman 70

Oleh sebab itu, dalam acara rapat yang sedang digelar, Bakamala menyampaikan apabila sedang berpatroli lewat udara, pihaknya seringkali meminjam pesawat TNI AU.

Kendati demikian, pemantauan tersebut juga masih terkendala. Sebab TNI AU juta sering memakai pesawatnya, sehingga harus menunggu pesawat yang tidak dipakai.

Selanjutnya Sekretaris Utama Bakamla Laksda S Irawan mengatakan bahwa pihaknya membutuhkan pesawat untuk melakukan pemantauan lewat jalur udara di Laut Natuna Utara.

Baca Juga: Akhirnya KJP SD September 2021 Sudah Cair, Uang Rp250 Ribu Telah Masuk ke Atm!

“Kami kerja sama dengan TNI AU untuk melakukan pemantauan udara di Laut Natuna Utara, dan Alhamdulillah mereka mendukung, tapi saat pesawat digunakan kami tidak bisa apa-apa, jadi Bakamla minta pesawat sendiri,” kata Irawan dikutip Utara Times dari Pikiran Rakyat, 14 September 2021.

Menurut Irawan hal yang perlu diwaspadai ialah apabila dipantau dari udara akan terlihat jelas ribuan kapal asing di Laut Natuna Utara. Namun, apabila dilihat dari puskodal bisa dihitung beberapa.

“Kalau kita lihat pantauan dari puskodal, di daerah overlapping masih ada 6 kapal-kapal Vietnam, termasuk kapal coast guard China,” ujarnya.

“Tapi begitu dilihat secara kasat mata atau langsung dengan pengamatan udara, itu bahkan sampai ratusan kapal mungkin ribuan kapal yang berada di sana,” sambung Irawan.

Penuturan Irawan tersebut diperkuat oleh KASAL yang sudah melihat langsung situasi dan kondisi di wilayah a Laut Natuna Utara.

Dengan demikian, Irawan meminta agar pemerintah memberikan perhatian kepada Bakamala supaya memenuhi sarana dan prasarana untuk keperluan pemantauan.

Irawan menambahkan bahwa kapal-kapal Bakamala siap berlayar untuk berpatroli, tetapi tidak memiliki bahan bakar. Alhasil mengandalkan TNI AL yang juga memiliki stok bahan bakar terbatas.

“Dan ini pun diperkuat dengan keterangan waktu RDP kemarin dengan bapak KASAL, waktu RDP landas kontinen. Saat beliau menjabat Pangkogabwilhan I, beliau gunakan kapal TNI AU dan melihat langsung bagaimana daerah overlapping kita dengan Vietnam,” tuturnya.

“Mohon ini jadi pertimbangan, karena sampai saat ini bahan bakar pun tidak ada. Kapal kita siap untuk berlayar dan patroli, tapi bahan bakar tidak ada, jadi kita mengandalkan TNI AL yang juga terbatas dengan bahan bakar,” kata Irawan menambahkan.

Kemudian Irawan menerangkan bukan hanya kapal China dan Vietnam saja, akan tetapi kapal Amerika Serikat (AS) juga sudah berada di Laut Natuna Utara.

“Sedangkan kapal-kapal Vietnam dan coast guard China sudah berada di situ sejak lama. Ada berita terbaru bahwa kurang lebih jarak 50 mil itu sudah ada kapal induk Amerika di sana, dan mendekati kapal survei China. Kapal coast guard China masih membayangi kerja rignobel berbendera Indonesia di bawah SDM,” pungkas Irawan menceritakan kondisi Laut Natuna Utara yang diserbu kapal asing.***

Editor: Nur Umar

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah