Aksi Keji dan Sadis Teroris KKB Papua pada Nakes Wanita, dari Kekerasan Fisik hingga Kekerasan Seksual

- 19 September 2021, 15:30 WIB
Ilustrasi Aksi Keji dan Sadis Teroris KKB Papua pada Nakes Wanita, dari Kekerasan Fisik hingga Kekerasan Seksual
Ilustrasi Aksi Keji dan Sadis Teroris KKB Papua pada Nakes Wanita, dari Kekerasan Fisik hingga Kekerasan Seksual /Foto: Istimewa

UTARA TIMES – Penyiksaan yang dilakukan teroris kelompok kriminal (KKB) di Distrik Kiwirok, Kabupetan Pegunungan Bintang, Papua menjadi sorotan publik.

Kabarnya, aksi KKB yang menewaskan tenaga kesehatan (nakes) wanita yang bertugas di tempat tersebut dinilai sadis dan kejam.

Menurut info dari beberapa saksi mata, saat berlangsungnya aksi tersebut, para tenaga medis lain sedang banyak pasien di puskesmas.

Baca Juga: Dampak Negatif Penggunaan Sistem Sonar dalam Perkembangan Teknologi

Marselinus Ola Atanila, Mantri Puskesmas Kiwirok mengatakan, kejadian yang ia lihat dan alami tersebut sangatlah tidak manusiawi.

Tepat pada 13 September 2021, pkul 09.00 WIT, lanjut Marselinus,  KKB melangsungkan aksinya dan membuat sejumlah nakes berhamburan dari barak.

Berada dalam situasi genting, Marselinus mengisahkan bahwa ia dengan ketiga suster lainnya memilih untuk menyelamatkan diri dengan terjun ke jurang.

Namun perkiraan Marselinus dengan ketiga temannya tersebut tak sesuai harapan. Ternyata, di jurang tersebut sudah ada teroris KKB yang di sana.

“Saya berusaha merangkul 3 suster menuju jurang. Smpai di jurang mereka sudah ada di situ dengan dilengkapi senjata,” kata Marselinus dikutip Utara Times dari Pikiran Rakyat.

“Tiga suster ini dikumpulakan. Mereka ditelanjangi, dihantam dengan barang tajam dan langsung dipotong dengan parang,” terang Marselinus.

“Paha mereka ditikam, pipi mereka ditonjok, kemaluan mereka ditikam juga dengan parang,” imbuhnya.

Nahasnya, kata Marselinus, suster Gabriel Meilan meninggal dunia karena tak sanggup melarikan diri dari kejaran KKB.

“Suster-suster ini tidak berdaya dan pingsan, dalam keadaan pingsan mereka didorong ke jurang yang lebih dalam. Suster Kris yang didorong pertama disusul suster Ella dan suster Anti,” ucapnya.

“Suster Ella yang sudah tidak berdaya lalu dibunuh secara membabi buta. Perutnya ditikam, dan mulutnya dibelah, sehingga almarhum meninggal saat itu juga,” lanjutnya sembari menangis mengingat kejadian sadis tersebut. ***

 

Editor: Mutohirin

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah