Penjelasan:
Dilansir Utara Times dari antara, pada mesin pencarian terkait kata “unvaccinated sperm”, “Bitcoin”, dan “Gold”, menemukan persinggungan ketiga subjek yang sudah beredar awal 2021.
Pertemuan kata sperma dan Bitcoin muncul pada Januari 2021 oleh seorang kolumnis The Guardian, Arwa Mahdawi, yang menyoroti harga sperma.
Tulisan Mahdawi itu berjudul “Apakah kamu sudah melihat harga sperma? Ini saatnya men-demokratisasi-kan perawatan kesuburan.”
“Kamu tidak bisa sekadar mencoba untuk punya anak ketika kamu adalah pasangan sesama jenis. Kamu harus merencanakan dengan cermat menjadi orang tua. Kamu juga mulai membeli sperma (lihatlah harga sperma jika mau ingin terkejut: itu lebih gila dari bitcoin). Dan, kamu juga mulai janji kunjungan dokter,” demikian kalimat dalam tulisan Mahdawi.
Sementara April 2021, terdapat artikel dari Reuters berjudul “Swedia menghadapi defisit sperma karena pandemi menjauhkan pendonor dari klinik.”
Jika dilihat dari grafik yang membandingkan harga Bitcoin, Emas, dan “$SPERMA Swedia” pada unggahan-unggahan di media sosial, grafik garis yang diberi keterangan sperma tampak mulai muncul pada keterangan waktu Mei 2021.
Sejak itu, warganet dunia mulai membahas betapa sperma lebih berharga dibanding Bitcoin dan emas.
Tapi, pembahasan itu diarahkan oleh kelompok penolak vaksin dengan menyebut sperma orang yang tidak divaksin lebih berharga.