5 Film tentang Kemerdekaan Indonesia, Ada yang Kontroversial dan Dilarang Beredar

- 14 Agustus 2022, 04:05 WIB
5 Film tentang Kemerdekaan Indonesia, Ada yang Kontroversial dan Dilarang Beredar UTARA TIMES – Film tentang kemerdekaan Indonesia sudah banyak diproduksi. Stasiun televisi biasanya berlomba-lomba memutar film-film tersebut pada bulan Agustus seperti sekarang. Selain film-film yang sudah sering dipu
5 Film tentang Kemerdekaan Indonesia, Ada yang Kontroversial dan Dilarang Beredar UTARA TIMES – Film tentang kemerdekaan Indonesia sudah banyak diproduksi. Stasiun televisi biasanya berlomba-lomba memutar film-film tersebut pada bulan Agustus seperti sekarang. Selain film-film yang sudah sering dipu /Pixabay/

UTARA TIMES – Film tentang kemerdekaan Indonesia sudah banyak diproduksi. Stasiun televisi biasanya berlomba-lomba memutar film-film tersebut pada bulan Agustus seperti sekarang.

Selain film-film yang sudah sering diputar di layar kaca ada juga beberapa film tentang kemerdekaan Indonesia yang memiliki keunikan tersendiri.

Keunikan lima film tentang kemerdekaan Indonesia berikut bisa ditemukan dalam sosok yang diceritakan hingga respon pemerintah dan masyarakat terhadapnya.

Apa saja lima film tersebut? Berikut uraiannya.

Baca Juga: 10 Kata Mutiara Hari Pramuka 2022 Menyentuh Hati, Cocok untuk Caption IG, WhatsApp, TikTok

1. Soegija
Soegija adalah film tentang sejarah perjuangan Albertus Soegijapranata, uskup pribumi pertama di Hindia Belanda. Film arahan Garin Nugroho ini dibintangi oleh Nirwan Dewanto sebagai Soegija.

Film Soegija tayang perdana pada 7 Juli 2012. Film biopik ini menelan biaya produksi sebesar Rp12 Miliar.
Dalam film ini juga ditampilkan tokoh-tokoh nasional Indonesia seperti Soekarno, Fatmawati, Mohammad Hatta, Sutan Sjahrir, Sri Sultan Hamengkubuwana IX, Sri Paku Alam VIII, Jenderal Soedirman, Soeharto, dan lainnya.

2. De Oost
De Oost atau The East adalah film buatan sutradara Belanda Jim Taihuttu yang dirilis perdana tahun 2020.

Film ini mengangkat salah satu tragedi berdarah di Makassar yang dikenal dengan pembantaian Westerling.
Film ini menuai kontroversi sebab dinilai terlalu vulgar menggambarkan karakter tentara Belanda yang ingin menancapkan kembali kekuasaannya di Tanah Air pasca menyerahnya Jepang terhadap Sekutu.

Halaman:

Editor: Anas Bukhori


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah