UTARA TIMES – Istilah El Nino akhir – akhir ini memang sering menimbulkan pertanyaan.
Pasalnya, kondisi cuaca di wilayah Indonesia saat ini tengah dikaitkan dengan peristiwa El Nino tersebut.
Selain El Nino, muncul pula istilah lain yang disebut dengan La Nina yang berkaitan dengan peristiwa kontras dari El Nino.
Menurut BMKG sendiri, El Nino adalah fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah.
Baca Juga: Bakso di Karawang Jawa Barat yang Tidak Pernah Sepi Pembeli! Dijamin Bakal Nagih
Di mana proses pemanasan SML ini meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan mengurangi curah hujan di wilayah Indonesia.
Jika disimpulkan, El Nino merupakan fenomena alam yang memicu terjadinya kondisi kekeringan untuk wilayah Indonesia secara umum.
Sementara itu, intensitas El Nino dibagi menjadi tiga kategori, yaitu El Nino lemah, moderat, dan kuat. El Nino lemah berkisar antara 0.5 hingga 1.0, El Nino moderat berkisar antara 1.0 hingga 2.0, sedangkan El Nino kuat dengan nilai lebih dari 2.0. Syarat untuk diidentifikasikan sebagai El Nino adalah nilai indeks Nino 3.4 masuk dalam kategori El Nino minimal konsisten selama 5 bulan berturut-turut.
Baca Juga: Hari Ini Sabtu 17 Juni 2023 Tanggal Hijriah Ke Berapa? Simak Penjelasannya Menurut Kalender Islam
Adapun dampak El Nino memiliki dampak yang berbeda secara global.