UTARA TIMES - Pelatih Timnas Thailand, Alexandre Polking takjub dengan permainan Timnas Indonesia khususnya pada Leg ke-2 final Piala AFF 2020.
Pertandingan yang dihelat pada 1 Januari 2022 itu memperlihatkan Indonesia memiliki semangat juang yang gigih.
Asnawi dan kawan-kawan mampu merangsek ke pertahanan kokoh Thailand dan mampu menjebol gawang yang dijaga Siwarak.
Baca Juga: Cek Arti Bulan Lahir Januari yang Wajib Diketahui: Ambisius, Serius dan Pencemburu
Kekalalahan 4 gol di leg ke-1 tampak tak membuat para pemain muda Indonesia menyerah begitu saja kepada tim yang diasuh Polking tersebut.
Meski Indonesia hanya keluar menjadi runner up, Polking mengaku takjub dengan permainan yang disuguhkan para pemain muda Garuda.
Ia yakin Indonesia memiliki masa depan yang cerah, hal itu terlihat olehnya saat Indonesia mampu unggul di babak pertama di leg ke-2 final Piala AFF 2020.
Baca Juga: Kebanjiran Dukungan dari Bobotoh, Bruno Cantanhade Ungkapkan Hal Ini
“Pemain muda Indonesia sangat menjanjikan,” kata Polking sebagaimana dikutip Utara Times dari Fanspage Timnas Indonesia.
Ia memberi saran kepada para pemain muda untuk dapat membangun karier di luar negeri, seperti yang sudah dilakukan oleh Egy Maulana Vikri.
Polking menyebut 3 nama pemain, Ramai Rumakiek, Alfrenda Dewangga, dan Pratama Arhan agar meniti karier di luar Indonesia.
Para pemain muda itu disarankannya untuk bermain di klub luar negeri yang mumpuni, entah itu di kawasan Asia, tidak perlu di Eropa.
Untuk kawasan Asia, Polking menyebut Korea dan Jepang bisa menjadi pilihan untuk Arhan dan kawan-kawan.
Ia memandang kedua negara itu layak menjadi kiblat sepakbola untuk kawasan Asia Tenggara.
Baca Juga: Inilah Profil Pemain Utama All of Us Are Dead, Drama Korea Zombie yang Segera Tayang di Netflix
Menurut Polking, para pemain muda Indonesia tidak perlu menunggu atmosfer liga domestik membaik. Tetapi mesti berani berkarier di luar negeri yang memiliki kompetisi yang lebih baik.
Polking secara pribadi masih meragukan tingkat kompetisi liga-liga domestik di kawasan Asia Tenggara.
Maka ia pun menyebut agar federasi sepakbola di tiap negara berkembang seperti Asia Tenggara, mesti memiliki langkah regenerasi pemain yang jelas.
“Yang dibutuhkan sekarang bukan turnamen untuk pemain, tetapi liga untuk U-17 dan U-18 agar para pemain muda lebih cepat terbentuk.” pungkasnya.***