UTARA TIMES - Pada sesi pertama perdagangan saham yang ditutup pada Kamis 5 November 2020, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) menguat, meskipun secara resmi Indonesia telah resesi per hari ini.
Baca Juga: Resmi, Kemenaker Luncurkan Satu Data Terpadu
Pada IHSG sesi pertama ditutup naik 94,49 poin atau 1,85 persen ke posisi 5.199,69. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 bergerak turun 21,08 poin atau 2,7 persen menjadi 802,21.
"Market mengapresiasi terjadinya recovery perekonomian di Tanah Air. Secara kuartalan, sudah mulai terjadi recovery," kata Analis Bina Artha Sekuritas M Nafan Aji Gusta di Jakarta, Kamis.
Baca Juga: XL Axiata Catat Daya Beli Masyarakat Stabil Saat Pandemi
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia pada triwulan III-2020 mengalami kontraksi 3,49 persen (yoy). Dengan demikian, maka Indonesia resmi mengalami resesi seperti yang sudah dialami berbagai negara yang terdampak COVID-19, karena selama dua triwulan berturut-turut mengalami pertumbuhan negatif.
Meski mengalami pertumbuhan negatif, namun secara kuartal (qtq) ekonomi mengalami kenaikan sebesar 5,05 persen pada triwulan III-2020, yang memperlihatkan adanya tanda-tanda pemulihan yang signifikan.
Baca Juga: Sam Ratulangi, Sosok Pahlawan Nasional asal Sulawesi di Gambar Uang Rp 20.000
Dari eksternal, lanjut Nafan, pelaksanaan pemilu di Amerika Serikat yang berlangsung dengan sangat demokratis juga memengaruhi pergerakan IHSG.
"Market juga menanti hasil rapat The Fed dalam rangka mempertahankan tingkat suku bunga acuan sebesar 0,25 persen," ujar Nafan.