Anyaman Bambu Masih Eksis Meski di Terpa Pandemi

- 7 November 2020, 12:05 WIB
Salah seorang pengrajin anyaman bambu di Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya, tengah menyelesaikan pembuatan kerajinan anyaman bambu.
Salah seorang pengrajin anyaman bambu di Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya, tengah menyelesaikan pembuatan kerajinan anyaman bambu. /Pikiran-rakyat.com/Aris M F/

UTARA TIMES - Masa sulit seperti yang dikarenakan pandemi Covid-19 yang melanda negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia, sangat dirasa berdampak pada bidang ekonomi. Hingga kemudian sejumlah sektor usaha terpaksa mengurangi produksi, hingga tidak sedikit yang terpaksa gulung tikar dan membanting setir mencari peluang usaha lain.

Hingga kemudian dampak pandemi ini juga sempat menghempas usaha kecil para pengrajin anyaman bambu di Kabupaten Tasikmalaya. Meski sempat terseok-seok hingga nyaris tidak beroperasi lagi, kini mereka perlahan mulai bangkit kembali menyongsong era kenormalan baru.

Baca Juga: Untuk Pengadaan Vaksin Dan Sarana Kesehatan Bio Farma Akan Dapat Suntikan Dana Rp2 Triliun

Namun salah satu pengrajin anyaman bambu asal Desa Mandalagiri Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya, Oman (60), mengutarakan perjalanannya mempertahankan usaha yang sudah dirintisnya selama lebih dari 30 tahun ini, dirasa sangat berat ketika dihantaman Pandemi Covid-19. Disini setiap hari memproduksi anyaman bambu, seperti tempat tisu, keranjang, tudung saji, kotak aksesoris dan lain-lain.

Dia menuturkan, pada periode Maret - Agustus lalu merupakan periode tersulit dalam perjalannya sebagai pengrajin. Karena saat itu, angka penderita Covid-19 di Indonesia sedang mengalami kenaikan dan terjadi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa kota.

Baca Juga: Kim So Hyun Menjadi Tulang Punggung Keluarga Sejak Kecil

"Akibat pademi pada bulan-bulan itu, kita kehilangan pendapatan, karena sama sekali tidak ada pesanan baru," jelas Oman, Jumat, 6 November 2020.

Sebagaimana dikutip dari Pikiran-rakyat.com. Saat itu, lanjut Oman, dirinya tidak memikirkan hilangnya omset. Tetapi lebih memikirkan bagaimana nasib para pegawainya yang berjumlah 10 orang agar tidak sampai kehilangan pekerjaan. Beruntung saat itu masih ada pesanan meski dalam jumlah sangat terbatas.

"Paling pesanan hanya 20 persen saja, itu pun menyelesaikan sisa pesanan sebelum pandemi," jelasnya.

Baca Juga: Calon Tunggal, Agung Firman Sampurna Terpilih Sebagai Ketua Umum PP PBSI

Halaman:

Editor: Nur Umar

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x