Cerita Janur Ireng Lengkap Kisah Santet Sewu Dino yang Merenggut Seluruh Nyawa Keluarga Kuncoro

22 Mei 2022, 17:48 WIB
Cerita Janur Ireng Lengkap Kisah Santet Sewu Dino yang Merenggut Seluruh Nyawa Keluarga Kuncoro /*/mantrapandeglang.com/Twitter SimpleMan

UTARA TIMES - Ini cerita Janur Ireng lengkap yang merupakan kisah santet Sewu Dino yang merenggut seluruh nyawa keluarga Kuncoro.

Cerita Janur Ireng lengkap ini akan mengulas kisah santet Sewu Dino yang merenggut seluruh nyawa keluarga Kuncoro.

Selain itu Janur Ireng lengkap tersebut juga memperjelas kronologi awal kisah santet Sewu Dino yang merenggut nyawa keluarga Kuncoro.

Apalagi Janur Ireng, kisah santet Sewu Dino menceritakan bagaimana ilmu hitam tersebut merenggut seluruh nyawa keluarga Kuncoro.

Ini cerita Janur Ireng lengkap, kisah santet Sewu Dino yang merenggut seluruh nyawa keluarga Kuncoro.

Baca Juga: Hasil Final Cabor Bulutangkis SEA Games 2021: Sektor Ganda Putra dan Ganda Putri Berhasil Raih Medali Emas

Sebelumnya Janur Ireng adalah kisah ilmu hitam yang merenggut seluruh nyawa keluarga Kuncoro dengan membabat habis hingga keturunan terakhirnya.

Namun, ada rahasia besar dibalik tragedi pembantaian itu, empat nama dari tujuh keluarga semua sebenarnya terlibat di dalamnya" ucap akun @SimpleM81378523 di Twitternya.

Dalam akhir kisah Sewu Dino, ada sepenggal kalimat yang dikatakan oleh Sugik kepada Sri di malam dia mengantarkan kepulangan wanita malang itu.

Tampaknya ada masa lalu kelam yang dia sembunyikan, keterlibatan Atmojo tampaknya hanya sebagian dari detail kecil tragedi paling berdarah yang pernah terjadi.

Sementara itu Janur Ireng adalah prekuel dari buku Sewu Dino, di sini akan menitik beratkan sebuah cerita di masa lalu yang begitu kelam dari sudut pandang tokoh-tokoh yang terlibat, waktu sebelum terjadinya santet Sewu dino yang menyerang keluarga ATMOJO.

Baca Juga: LENGKAP! Cerita Asli KKN di Desa Penari 2009 Versi Widya, Baca dengan Format PDF dengan Link Berikut

Janur Ireng

Suara dering telepon terdengar terdengar, namun tak ada masalah dengan orang di sana yang mengangkatnya.

Seorang wanita tengah mengungkapkan lurus sebuah jurnal di depannnya sembari membolak-balik lembar per lembar, tempat dimana wanita itu biasa menggunakan kertas-kertas itu sebagai bahan untuk menulis berita sebelum melemparkannya ke publik.

Tiba-tiba. Seseorang menyentuh punggungnya, mengejutkannya dengan mengungkapkan dirinya dengan ekspresi wajah bertanya. "hei. Ngapain sih lo? Itu, telepon di meja lo bunyi dari tadi" katanya dengan suara ketus.

"Oh iya. Maaf, gw gak denger tadi" ucap si wanita yang tersenyum agak canggung. Orang itu menggelengkan-gelengkan kepala menghadap ke arah lain sambil berdeham pelan " aneh " sebelum melangkah pergi dengan wajah sementara si wanita mengangkat telepon, mendengar suara dari yang tampak sama gusarnya.

"BANGSAT LO YA!!" kata si penelphone setengah berteriak "lo dari tadi kemana sih, gw hubungi dari tadi gak diangkat-angkat!!"

Baca Juga: Ayu Ternyata Berjanji Kepada Pak Prabu saat Survei, Begini Isi Janjinya dalam Kisah KKN Desa Penari

"iya-iya. Sorry. Gw tadi di kamar mandi soalnya." ucap si wanita sembari membuka kembali lembar per-lembar di buku jurnalnya yang penuh dengan coretan dan tulisan-tulisan acak seadanya, sementara gagang telephone sudah di sangga oleh bahunya, si wanita kembali mencoret-coret entah apa di dalam buku jurnalnya. Kebiasaan yang sudah lama ia miliki. Bahkan ia sendiri tidak tahu sejak kapan kebiasaan mencoret-coretan tak berdasar di buku jurnalnya.

"Ya sudah. Gini..loh" ucap si penelpone yang kini suaranya terdengar lebih serius, "gw baru aja dapat kabar, ada sesosok mayat baru aja di temukan di sebuah rumah gubuk di tengah Ladang tebu. Lo bisa gak ke TKP, soalnya si Riko lagi gw suruh ngerjain hal lain".

Hening. Si wanita terdiam sejenak sebelum si penelphone memanggilnya kembali. "wei. Gimana? Lo bisa gak ke TKP sekarang?".

Ekspresi si wanita tampak termenung untuk sesaat. Entah kenapa, suara dari si penelphone seakan tak terdengar lagi di telinganya, di gantikan dengan keheningan yang memanjang sejauh mata memandang.

Selang beberapa saat, ruangan yang seharusnya ramai itu mendadak menjadi lebih sunyi dan kegelisahan yang pernah wanita itu rasakan dulu mendadak menyeruak kembali.

Wanita itu baru sadar bila firasat yang dulu seringkali menghantuinya mendadak kembali dan bayangan-bayangan hitam yang ada di sekeliling membuatnya tahu bahwa meski dalam keheningan ia tidak benar-benar sendiri.

Baca Juga: Profil Lengkap Selvi Ananda, Dari Mantan Presenter TV Hingga Menjadi Istri Wali Kota Surakarta Gibran Rakabumi

"MIRAAAA!!" teriak si penelphone yang sontak membuyarkan lamunan si wanita. "lo denger gw gak sih??!! Bisa gak??"

"Iya-iya. Bisa kok, bisa. Di mana alamatnya?" tanya wanita itu dengan nada sedikit parau. Mira adalah adalah nama wanita itu. Sebuah nama yang di berikan oleh almarhum ayahnya yang menghilang tanpa jejak meski begitu, Mira tumbuh menjadi seorang wanita yang tangguh, lebih tangguh dari apapun bahkan sejak kepergian neneknya, orang kedua yang paling ia sayangi setelah ayahnya.

Mira mendengarkan dengan seksama alamat yang di katakan si penelphone, sembari mulai menulis di jurnalnya, alamat tempat TKP itu berada namun tiba-tiba Mira terdiam dalam keheranan saat menyaksikan apa yang tertulis di atas kertas buku jurnalnya adalah sebuah tulisan yang terbaca dari coretan-coretan tangan Mira saat ia sedang menelpone tadi, meski hanya sebatas coretan-coretan acak yang di buat serampangan namun coretan itu bisa terbaca dengan aksara jawa kecil di sampingnya.

Coretan itu terbaca sangat jelas. Sebuah tulisan yang bila dibaca menjadi dua kalimat yang belum pernah Mira lihat sebelumnya.

Baca Juga: Siapa yang Meninggal di Kisah KKN Desa Penari Asli? Begini Uraian Lengkap Berdasarkan Thread SimpleMan

"JANUR IRENG"

****

Mira melangkah turun dari mobil tua yang ia pinjam dari kantor untuk datang ke TKP, tempat sesosok mayat baru di temukan. Lokasinya sendiri di sebuah perkebunan tebu yang rimbun dan jauh dari hiruk pikuk yang penduduknya datang sehingga mayat yang baru saja ditemukan sudah dalam kondisi yang benar-benar mengenaskan. setidaknya itu yang Mira tahu dari percakapan di telepon tadi.

Berbekal kartu jurnalis yang Mira punya, polisi yang berjaga di depan garis kuning mengijinkan Mira masuk sementara di luar garis kuning sudah banyak di penuhi orang-orang yang sama penasarannya satu sama lain.

Mira melangkah di atas tebu-tebu yang di pangkas secara serampangan sembari melihat sekeliling dan Mira merasa aneh, untuk apa seseorang tinggal di tengah-tengah lahan tebu seperti ini.

Mira sempat mewawancarai beberapa penduduk yang ada di sekitaran TKP, mereka mengaku tidak ada yang tahu bila ada sebuah rumah yang di bangun di tengah-tengah lahan tebu yang luas ini, apalagi apalagi setelah di temukannya seonggok mayat yang ada di dalamnya.

Setelah menempuh kurang lebih 100 meter dari jalan, barulah Mira bisa melihat rumah gubuk itu yang di susun dengan kayu-kayu tua, Mira mendekati rumah itu dimana di depan rumah terlihat banyak petugas dan beberapa teman jurnalis yang Mira kenal.

"Mbak Mira" panggil seorang petugas yang kebetulan mengenali Mira.

Mira mendekat.

Baca Juga: Siapa yang Meninggal di Kisah KKN Desa Penari Asli? Begini Uraian Lengkap Berdasarkan Thread SimpleMan

"bapak" ucap Mira kepada petugas "Bagaimana pak keadaan mayat yang di temukan, apakah sudah di identifikasi siapa dia?"

"saat ini masih belum mbak. Informasi itu masih sedang kita dalami" ucap pak polisi yang membuat Mira mengangguk.

"lalu pak, soal kematiannya bagaimana? Saya mendengar kalau kematiannya.." Mira terdiam sejenak "gak wajar!"

Si petugas hanya diam saja sembari sesekali memperhatikan sekeliling. Mira bisa melihat gelagat yang tidak nyaman pada si petugas sehingga tanpa menunggu jawaban Mira langsung mengatakannya.

"boleh saya masuk pak, saya mau melihat—kondisi mayatnya" tanya Mira yang di jawab langsung oleh si petugas dengan anggukan, "tentu mbak Mira, tentu saja. Silahkan, tapi mbak" polisi itu menatap Mira nanar, "kondisi mayat itu sangat.." Mira terdiam menunggu, "memperihatinkan".

Mira mengangguk, mencoba mengerti maksud baik petugas yang berjaga, Mira pun melangkah masuk ke dalam rumah gubuk tempat di mana Mira bisa melihat lebih banyak lagi petugas sedang mengerjakan pekerjaannya masing-masing.

Tepat di saat Mira menginjakkan kakinya di dalam ruangan tempat mayat itu berada, Mira langsung menutup hidung, aroma busuk yang menyeruak itu langsung membuat Mira terhuyung, makanan yang Mira telan seperti ingin melompat keluar, sementara di sekelilingnya orang-orang yang sedang mengidentifikasi menatapnya sebelum memberi Mira masker.

Meskipun Mira sudah mengenakan masker namun aroma busuk mayat itu masih tercium, berkali-kali Mira menyentuh hidungnya dengan tangan, mencoba mengusir aroma memuakkan itu sampai matanya tertuju pada sosok mayat yang ada di depannya.

Baca Juga: 11 Destinasi Wisata Kota Solo Surakarta, Latar Belakang Pengambilan Film Nagih Janji Cinta

Mira terdiam bingung harus berkomentar seperti apa karena tepat di hadapannya terlihat seseorang tak di kenal tengah duduk bersila di atas ranjang dengan kondisi tanpa kepala.

Mira masih tidak dapat berkomentar apa-apa selain shock menyaksikan ini.

Ini adalah kali pertama Mira melihat hal ganjil yang seperti ini, bagaimana mungkin hal seperti ini bisa terjadi. Sosok mayat tanpa kepala dengan kondisi ia masih duduk bersila. Di depannya ada sebuah meja kayu dengan beberapa anggop dari tanah liat berisikan air dan kembang, serta keris yang tersusun rapi di sebelahnya.

Mira menggernyitkan kening. Ia berpikir sejenak apa maksud benda-benda di depannya ini. Apa mungkin sosok ini adalah seorang dukun.

Mira terdiam cukup lama sembari memotret mayat itu dari beberapa sudut yang bisa ia ambil. Sementara bau busuk itu semakin lama tercium semakin busuk seakan-akan memberitahu Mira bahwa mayat ini sudah lama mati setidaknya itu yang Mira tahu mengingat ia sudah pernah menangani peristiwa kematian serupa seperti ini.

"lebih dari 3 hari tampaknya" ucap Mira di dalam hati, kulitnya terlihat pucat dan menguning dengan lalat di sekelilingnya.

Mira mencoba melihat sekeliling ruangan itu namun sayangnya ia tidak menemukan apapun, bisa jadi polisi sudah mengamankan beberapa bagian yang penting yang kemungkinan bisa membantu penyelidikan namun dari semua yang bisa Mira lihat di sini, Mira mencium sesuatu yang lain.

Sesuatu yang sedari tadi sangat menganggunya, Mira menoleh menatap sebuah pintu di ruangan lain, pintu itu tertutup dengan garis kuning yang terpasang di depannya. Mira mendekatinya, tiba-tiba sebuah kilasan aneh muncul, dari dalam pintu yang tertutup itu, Mira bisa mendengar suara jeritan dari seorang perempuan yang terdengar di telinganya terus menerus meminta- pertolongan.

Baca Juga: Film Nagih Janji Cinta Kapan Tayang? Ini Bocoran Sinopsis Film Debut Perdana Gea Indrawari

Anehnya, tak ada satupun orang yang ada di dalam sana mendengar suara itu. Penasaran, dengan perlahan-lahan Mira mendorong pintu itu dan melangkah masuk melewati garis kuning yang terpasang di depan pintu. Di dalamnya Mira menemukan sebuah ruangan lain, sebuah ruangan yang sama persis dengan ruangan tempat mayat misterius itu di temukan, bedanya hanya ada di ranjang kosong, dimana di dalam ruangan ini, ranjang kosong itu di tutupi oleh sebuah tirai putih transparan, Mira mengitari ranjang sementara ia melihat ke sekeliling.

Sedari tadi, Mira masih bertanya-tanya, ruangan apa dan bagaimana bisa ada rumah yang di bangun di sini tanpa ada satu orang pun yang tahu. Hal ini tentu saja membuat Mira begitu tertarik.

Mira pun mulai memeriksa ruangan itu, sementara para petugas kepolisian dan jurnalis lain masih tampak sibuk dengan urusannya sendiri-sendiri, di tengah ketegangan melihat bagian-bagian yang belum tersentuh itu, tiba-tiba Mira melihat sesuatu yang ganjil, sesuatu yang ada di bawah sebuah kain hitam pekat yang di lilit dan di letakkan di bawah ranjang bertirai putih itu.

Mira mengangkat ranjang, meraih ikatan hitam pekat itu, di dalamnya Mira menemukan sebuah cincin dengana batu berwarna merah delima tua yang lingkarannya terbuat dari tembaga kekuningan.

Mira terdiam sejenak menyaksikan cincin itu, sebelum Mira menyadari ada sesuatu yang lain di balik ranjang itu. Mira tertegun menyaksikan sebuah buku tua yang di buat dari kulit kambing berwarna cokelat muda. Mira mulai membuka buku itu, di depannya tertulis sebuah tulisan yang di buat dengan menggunakan aksara jawa kuno.

Mira tidak mengerti buku apa itu sebenarnya sebelum sebuah suara mengejutkannya.

"Mbak-" ucap seseorang dari luar ruangan. "tidak boleh masuk ke ruangan itu, ini masih identifikasi di larang menyentuh atau melakukan apapun di sekitaran TKP"

Mira berbalik, menyembunyikan buku dan cincin itu di balik baju belakangnya.

"iya maaf pak, saya akan keluar"

Mira pun meninggalkan ruangan itu, menutup kembali pintu dan meninggalkan rumah aneh itu, siapakah sosok di balik mayat misterius itu, sampai saat ini, Mira belum tahu.

Baca Juga: Prediksi Skor Vietnam vs Thailand SEA Games dan Head to Head Kedua Tim Sejak 1995

***

Di luar rumah, kepala petugas yang bertanggung jawab dalam kasus ini mulai di wawancarai banyak jurnalis termasuk Mira. Rentetan pertanyaan di ajukan namun tampak si kepala petugas belum yakin dengan jawabannya sehingga semua jurnalis akhirnya meninggalkan tempat itu sementara waktu.

Dari apa yang Mira dengar hari ini, banyak spekulasi ganjil dari informasi mengenai siapa sosok mayat tanpa kepala itu, selain itu caranya mati pun menjadi tajuk pertanyaan, apakah

ia di tebas, namun spekulasi bagaimana bisa seseorang menebas kepala tanpa membuat mayat itu tersungkur masih menjadi misteri. pertanyaan itu sampai saat ini belum terjawab karena faktanya mayat itu di temukan dalam keadaan duduk bersila.

Mira bersiap kembali ke kantor dan mempersiapkan laporannya hari ini, ia melangkah keluar dari lokasi menuju mobil tua yang ia parkir di samping jalan, namun tiba-tiba pandangan Mira teralihkan melihat seseorang tengah menatapnya jauh dari samping sebuah mobil hitam.

Seorang wanita tua yang mengenakan kebaya dengan rambut di sanggul memperhatikannya seakan ada sesuatu yang ia cari ada dalam dirinya, Mira masih menatapnya sebelum sopirnya melangkah keluar dari dalam mobil dan membuka pintu. wanita tua itu melangkah masuk, di ikuti si sopir sebelum akhirnya mobil hitam itu melaju melewatinya.

Mira membuka pintu mobil, melangkah masuk. di lihatnya sekali lagi cincin dengan batu delima merah itu dan buku dengan kulit kambing sebelum Mira menyadari ada sesuatu yang ganjil pada dua benda itu.

Saat Mira menimbang-nimbang apa hubungan sebenarnya dengan semua ini tiba-tiba mata Mira teralihkan pada coretan di atas Jurnalnya yang terbuka. Mira menatapnya sebelum menyadari Tulisan dengan aksara jawa itu terlihat sama dengan satu –dua kata penyebutan yang benar-benar sama. Mira membaca kembali tulisan itu dan Mira tahu arti aksara jawa itu.

Baca Juga: SEDANG TAYANG! Indonesia vs Malaysia SEA Games 2021, Klik Link Live Streaming di Sini

Itu cerita Janur Ireng lengkap yang merupakan kisah santet Sewu Dino yang merenggut seluruh nyawa keluarga Kuncoro.***

 

Editor: Rosma Nur Riana

Sumber: Twitter

Tags

Terkini

Terpopuler