UTARA TIMES – Simak ulasan ending film Miracle in Cell No 7, akhir kisah seorang ayah dengan putrinya versi Korea maupun Indonesia yang penuh haru.
Pada praktiknya ending film Miracle in Cell No 7 yang mengisahkan perjalanan sosok ayah dengan putri semata wayangnya untuk versi Korea dan Indonesia tidak jauh berbeda.
Meski demikian ending film Miracle in Cell No 7 versi Indonesia juga tidak sepenuhnya sama dengan versi Korea.
Sebagaimana diketahui film Miracle in Cell No 7 ialah salah satu film Korea bergenre drama keluarga dan komedi yang resmi rilis pada 23 Januari 2013.
Dalam hal ini film Miracle in Cell No 7 Korea telah diremake oleh beberapa negara, salah satunya Indonesia.
Adapun untuk film Miracle in Cell No 7 Indonesia yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo ini tayang di bioskop Indonesia pada 8 September 2022.
Lantas bagaimana ending film Miracle in Cell No 7 untuk versi Korea dan Indonesia?
Berdasarkan alur ceritanya, film Miracle in Cell No 7 Korea berakhir dengan Ye Sung yang sudah tumbuh dewasa menjadi seorang pengacara.
Ia pun berjuang keras agar diadakan pengadilan ulang untuk keadilan sang ayah. Di persidangan tersebut, Ye Sung pun berhasil membersihkan nama baik sang ayah.
Dengan dibantu kelima teman ayahnya saat berada di tahanan, Ye Sung berhasil membuktikan kalau ayahnya bukanlah pembunuh dan tidak bersalah sama sekali.
Sebelum itu sang ayah telah meninggal dunia karena divonis hukuman mati.
Pun sebelum eksekusi mati, para teman napi sudah berusaha membantu Lee Yong Gu pergi dari tahanan bersama putrinya, tetapi hal itu gagal sebab balon udara yang mereka naiki tersangkut di pagar penjara.
Tidak berbeda jauh, ending film Miracle in Cell No 7 versi Indonesia juga memperlihatkan Kartika yang sudah tumbuh dewasa.
Berprofesi sebagai pengacara, perjuangan Kartika untuk membersihkan nama baik sang ayah yang telah tiada yang sebelumnya diperlakukan secara tidak adil pun membuahkan hasil.
Seperti itulah ending film Miracle in Cell No 7, akhir kisah seorang ayah dengan putrinya versi Korea maupun Indonesia yang penuh haru.***