Network
“Sebenernya ada dildo, sih. Dimana-mana there is a dildo. Ini kan tahanan perempuan, come on, jadi kita kan bukan Biarawati. Kalau di Polda memang bisa kunjungan, kunjungan keluarga, ya. Ada (Bilik Cinta), dong. Boleh kalau mau ketemu. Ada yang pakai dildo, cuma gue nggak. Buat gue ya kali, kita kan nggak ada kamar sendiri-sendiri,”ujar Jennifer Jill.
Jennifer Jill mengungkapkan bahwa pemenuhan seks bagaimanapun adalah hak manusiawi yang memang harus dipenuhi. Dan penjara memang memfasilitasi itu, pun tidak dengan hubungan seksual secara langsung, namun ada beberapa media yang diperbolehkan.
“It is something common di semua tahanan perempuan, there is video phone sex. Karena kadang ada yang suaminya nggak boleh kunjungan,” lanjut Ibu 4 anak ini.
Namun demikian, meskipun difasilitasi dan juga mengaku memiliki tingkat seksual yang tinggi atau hyperseks, namun Jennifer Jill memilih untuk tidak menggunakan fasilitas bilik cinta di penjara.
“Nggak lah, gue ketemu Ajun tiap hari betul. Tapi nggak lah, ya kali gue maunya yang lama. Kalau yang cepet-cepet enggak lah, belanja kayak jajan gitu nggak suka,” pungkas Jennifer Jill.
Ia menambahkan bahwa ia tidak mau jika berhubungan seks hanya sebentar, ia menghargai kepuasan dirinya dan pasangan.
Sebagai pasangan yang halal ia tidak mau berhubungan seks layaknya hubungan tidak sah. Usia menjadi factor yang utama, dan ia sudah cukup dengan bertemu Ajun Perwira setiap hari.***
