UTARA TIMES – Film terbaru Netflix yang berjudul ‘Downfall : The Case Against Boeing' membawa Kembali ingatan tentang kecelakaan Boeing 737 yang telah terjadi beberapa tahun lalu. Pertanyaan tentang regulasi serta hasil settlement Boeing dengan Department of Justice senilai 2,5 Milliar USD Kembali menyeruak di media.
Pada tahun 2018 dan 2019, dua penerbangan dengan nama pesawat yang sama yaitu Boeing 737 Max mengalami kecelakaan dengan indikasi yang mirip. Kecelakaan tersebut menewaskan 346 orang dan menghasilkan kesepakatan penyelesaian sebesar 2,5 Milliar USD kepada Department of Justice.
Hasil investigasi yang dirilis pada bulan September 2020 lalu menyatakan bahwa Boeing mempercepat pengembangan 737 Max dan tidak mengungkapkan informasi penting kepada Federal Aviation Administration serta pilot tentang model tersebut menurut laman Hollywood Reporter tanggal 18 Februari 2022 kemarin.
Baca Juga: Mulai 1 Maret 2022, Kartu BPJS Kesehatan Menjadi Syarat Jual Beli Tanah
Jum’at kemarin, sekitar satu setengah tahun setelah peristiwa tersebut, Netflix akhirnya merulis sebuah cerita tentang Boeing dan memberinya judul ‘Downfall : The Case Against Boeing’. Film documenter yang di – directori oleh Rory Kennedy yang merupakan putri dari Robert F. Kennedy tersebut menjadi trending dimana – mana termasuk Indonesia.
Hal ini terbukti dengan trending di social media Twitter yang telah di tweet sebanyak 14,5rb kali sampai saat berita ini ditulis.
Baca Juga: Jadwal dan Link Live Streaming BRI Liga 1 Hari Ini, Minggu 20 Februari 2022
Dalam film tersebut diceritakan setelah melakukan merger dengan McDonnell Douglass di tahun 1997, prioritas utama Boeing nampaknya tertuju pada harga saham mereka di Wall Street hingga menyebabkan beberapa kecelakaan fatal.
Film tersebut juga mengindikasikan bahwa Boeing menyembunyikan perubahan besar dari model sebelumnya yang tidak diberitahukan kepada para pilot maupaun FAA (Federasi Penerbangan Amerika).