Kenapa Widya Tiba-tiba Hilang saat Ayu Sedang Sekarat? Begini Cerita Nyata KKN di Desa Penari SimpleMan

- 24 Mei 2022, 11:50 WIB
Cerita tentang Kenapa Widya Tiba-tiba Hilang saat Ayu Sedang Sekarat? Begini Cerita Nyata KKN di Desa Penari SimpleMan.
Cerita tentang Kenapa Widya Tiba-tiba Hilang saat Ayu Sedang Sekarat? Begini Cerita Nyata KKN di Desa Penari SimpleMan. /IG @kknmovie

UTARA TIMES - Pada cerita nyata KKN di Desa Penari yang ditulis SimpleMan, terdapat momen tentang hilangnya Widya di saat Ayu sedang sekarat. Kejadian itu adalah waktu yang menegangkan dalam kisah ini.

Orang pertama sadar bahwa Widya hilang adalah Nur karena ia tidur di satu kamar dengan Widya. Kejadian itu menjadi teka-teki dalam kisah nyata KKN di Desa Penari.

Hilangnya Widya disebut SimpleMan selama sehari lebih. Sebenarnya kenapa tiba-tiba Widya hilang di saat Ayu sedang mengalami sekarat akibat sukmanya dihukum Badarawuhi?

Begini alasan lengkap mengapa Widya tiba-tiba hilang di saat Ayu sedang sekarat, sebagaimana yang dirangkum dari cerita asli KKN di Desa Penari SimpleMan.

Baca Juga: Begini Tanggapan Keluarga Bima dan Ayu Asli dalam Kisah Nyata KKN di Desa Penari Versi Nur Lengkap

pak Prabu meminta penjelasan lebih detail, setelah itu, Nur menunjukkan barang yang seharusnya ia berikan kepada pak Prabu saat mendapatkanya. tepat ketika membuka kotak itu, pak Prabu yang melihatnya, kaget bukan main, sampai ia tiba-tiba berteriak marah "OLEH TEKAN NDI IKI?!"

(DAPAT DARIMANA KAMU BENDA INI!!) Nur yang kaget, kemudian menjelaskan sisa ceritanya, disana, pak Prabu terlihat frustasi, ia kemudian mengatakan kepada Nur, "nek kancamu gak ketemu, ikhlasno, ben aku sing ngadepi masalah iki" (bila sampai temanmu, tidak ditemukan, ikhlaskan biar aku yang menghadapi sisanya) Nur pun bertanya, benda apa itu sebenarnya, namun pak Prabu tidak bicara, ia harus menunggu datangnya mbah Buyut yang akan menceritakan semuanya.

berjam-jam sudah di lewati namun belum ada kabar satupun dari warga yang kembali, sampai terdengar suara motor mendekat, manakala Nur dan pak Prabu berdiri untuk melihat sesiapa yang datang, mbah Buyut mendetak dengan tergopoh-gopoh, seakan mencari sesuatu,

mbah Buyut mengambil kawaturih, kemudian bertanya siapa yang punya, Nur mendekat, menjelaskan semuanya, ekspresi tenang mbah Buyut, tidak terlihat sama sekali. kemudian ia menatap Ayu, helaan nafas berat mbah Buyut keluarkan, kemudian ia, meminta Prabu membuatkan kopi hitam.

mbah Buyut duduk sembari berpikir, banyak pertanyaan yang ia ajukan, mulai sejak kapan ada benda seperti ini disini, lalu bagaimana bisa selendang itu dimiliki Ayu, Nur menceritakan semuanya, saat menyesap kopi itu, mbah Buyut berujar "kancamu, keblubuk angkarah"

(temanmu terjebak dalam pusaran) "trus, yok nopo mbah?" (lalu bagaimana mbah) "siji kancamu wes ketemu, tapi sukmane gorong, tenang sek, yo" (satu temanmu sudah ketemu lagi, tapi rohnya belum, sabar ya) tidak beberapa lama, kerumunan warga mendekat, Wahyu masuk wajahnya pucat.

Baca Juga: Widya KKN di Desa Penari Nyaris Ditawan Badarawuhi, inilah yang Dilakukan Mbah Buyut hingga Menyelamatkannya

seorang warga membopong seseorang. ketika Nur melihatnya, ia tidak bisa menghentikan jeritanya, manakala melihat Bima kejang-kejang layaknya seorang yang terkena epilepsi. Wahyu, segera memeluknya, menutupi Nur agar tidak melihat Bima yang menjadi seperti itu.

Mbah buyut kemudian mengatakan, bahwa bahwa sukma dua orang ini sedang terjebak, namun, ada satu orang yang bukan hanya sukmanya yang hilang atau disesatkan, melainkan raganya juga ikut disesatkan, ia adalah Widya, orang yang paling diinginkan oleh, Badarawuhi namun, ia meleset. 

Mbah buyut menunjukkan kawaturih, yang harusnya memiliki pasangan, benda ini di letakkan di lengan seorang penari, sebagai susuk, entah ada kejadian apa, Badarawuhi menginginkan benda ini ada pada Widya, namun, Nur yang menemukanya, kemudian mengambilnya, membuat benda ini kehilangan pemilik, yang maka artinya, Nur yang memiliki, tapi, Nur dilindungi, itulah alasan kenapa Nur selalu merasakan bahwa badannya terasa berat di jam-jam tertentu, mbah Dok yang melindungi Nur sudah berkelahi hampir dengan setengah penghuni hutan ini.

setelah itu, pak Prabu meminta agar Ayu dan Bima di tutup oleh kain selendang, di ikat dengan tali kain kafan, membiarkannya seolah-olah mereka sudah tidak bernyawa. mbah Buyut, pergi ke kamar, ia akan mencari Widya, menjelma sebagai Anjing hitam dengan ilmu kebatinannya.

Baca Juga: Kisah Nyata Cerita KKN di Desa Penari Tak Akan Pernah Ada Bila Nur Menangkap Pesan ini dalam Mimpinya

Pak Prabu membuka rahasia desa penari

pak Prabu menceritakan bahwa memang ada rahasia yang tidak ia katakan dan alasan kenapa ia menolak keras diadakan kegiatan ini sejak awal. tepat di samping lereng, ada tapak tilas, tempat penduduk desa ini mengadakan pertunjukkan tari, bukan untuk manusia namun untuk jin hutan.

ia mengatakan, dulu, setiap diadakan tarian itu, untuk menghindari balak (bencana) bagi desa ini, seriring berjalanya waktu, rupanya, mereka yang menari untuk desa ini, akan ditumbalkan, masalahnya, setiap penari haruslah dari perempuan muda yang masih perawan.

"tapi Ayu pak" kata Nur membantah. "itu masalahnya" kata pak Prabu, "asumsi saya, Ayu sejak awal hanya sebagai perantara, ke Widya lewat Bima, namun, Ayu tidak memenuhi tugasnya, akibatnya, Ayu dibuatkan jalan pintas, ia di beri selendang hijau itu. tau darimana selendang itu?"

selendang para penari. pak Prabu kemudian duduk, matanya merah padam, "seharusnya saya menolak habis-habisan bila bukan karena dia adik teman saya" "selendang itu, adalah selendang yang keramat, tidak ada lelaki yang bisa menolak selendang itu saat di pakai oleh perempuan"

"nak Ayu tidak salah, nak Bima pun begitu, saya yang salah, seharusnya saya tolak kalian semua, toh anak-anak kami pun tidak ada yang tinggal disini, tempat ini, bukan untuk anak setengah matang seperti kalian" mendengar itu, membuat Nur tidak kuasa melihat Ayu,

Baca Juga: Terkuak! Begini Keterangan Keluarga Mengenai Detik-detik Bima dan Ayu Meninggal dalam Cerita Nyata KKN di Desa

hari semakin petang, ketika Matahari sudah benar-benar tenggelam, terdengar orang berteriak heboh, ia meneriakkan bila Widya sudah ketemu, pun saat itu juga, Mbah Buyut keluar, wajahnya tampak kecewa, sepertinya ia tidak bisa membawa Ayu dan Bima pulang, lebih tepatnya belum.

momen ketika melihat Widya, membuat Nur tidak bisa bicara apa-apa, ia berjalan dengan gaguk, seperti baru saja menghadapi peristiwa yang sangat berat, bahkan, Widya berjalan dengan mata yang kosong, ia melihat Ayu terus menerus, mencoba memahami situasi.

"Wid, tekan ndi awakmu" (Wid darimana kamu?) tanya Nur, "onok opo iki Nur" (ada apa ini Nur) kata Widya, matanya sembab melihat Ayu dan Bima terbujur, Nur tidak sanggup menceritakannya, Wahyu kemudian berdiri mengatakan semuanya, Widya menjerit sejadi-jadinya, semua diam.

selang beberapa saat, mbah Buyut keluar, ia memanggil Widya, menyuruhnya untuk masuk, dan entah apa yang mereka bicarakan. Nur masih mencoba membangunkan Ayu, meski hal itu, mustahil bisa dilakukan.

ketika melihat mbah Buyut keluar, Nur, Wahyu, dan Anton yang baru tiba, ikut masuk ke dapur, ia hanya melihat Widya murung, seperti memikirkan sesuatu. Wahyu yang sedari tadi sudah menahan diri, mengatakan bahwa Bima dan ayu sudah kelewatan sehingga mereka juga kena getahnya.

Berdasarkan uraian cerita nyata KKN di Desa Penari di atas, diterangkan bahwa Widya tiba-tiba hilang karena sudah ditawan oleh Badarawuhi, benda mistis yang disebutkan di atas telah memperkuat kenapa Widya bisa ditawan.****

Editor: Abdul Hamid

Sumber: Twiter


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah