"Ojok ngomong awakmu sing" (jangan bilang kamu yang) sebelum Sri menyelesaikan kalimatnya, Sugik sudah mengatakannya, "iyo, aku nduwe andil sing mbabat kabeh keluarga Kuncoro"
(Iya, aku punya peran dalam pemusnahan semua keluarga Kuncoro atas perintah Atmaja).
"Tapi, onok sing kudu tak kandani, iki ngunu gak sebatas saling ngejorno, tapi, Atmojo kudu ngelakoni iku, nek gak kepingin di babat ambek" (tapi, ada yg harus saya beritahu, ini semua bukan hanya sebatas saling menghabisi, tapi, Atmaja harus melakukannya bila tidak ingin dihabisi juga oleh).
Baca Juga: TERBARU! Harga Tiket Masuk Candi Borobudur untuk Turis Lokal, Turis Asing hingga Anak Sekolah
Sugik diam sejenak, ia seperti menahan diri, lantas tangannya kembali mengambil rokok disaku celana, namun, tangannya gemetar hebat seakan ia ketakutan. Rokok yg ia pegang, gagal ia nyalakan, Sugik masih ingat, nama itu, nama yg tidak akan ia lupakan.
"Sing kepingin tak sampekno, Atmojo kudu mbabat Kuncoro nek gak kepingin dibabat ambek liane, Sri, tak terke muleh, tapi, rungokno, gur meneh onok sing ngirimi duwek sak kresek, ojok ditampani, ojok sampek koyok aku, ngerti yo"