Renungan Ramadhan 2021 Hari ke-2 : Bisakah Kita Menembus Tembok Takdir?

14 April 2021, 04:55 WIB
Renungan Ramadhan 2021 /Portal Jogja/*/Portal Jogja

UTARA TIMES - Ramadhan merupakan bulan yang berkah bagi seluruh umat muslim di seluruh dunia. Kegiatan ibadah cenderung ditingkatkan karena banyaknya pahala dan ampunan di bulan Ramadhan 2021 ini.

Kita semua berharap agar Ramadhan 2021 ini menjadi momentum untuk memperbaiki diri sebaik mungkin sehingga menjadikan diri lebih baik lagi setelahnya.

Banyak perbincangan di benak kita terkait takdir manusia. Apakah bisa diubah atau dibentuk sesuai dengan apa yang kita mau? Pembahasan ini menjadi menarik saat kita mengontemplasi dan mengingat diri akan Allah Swt. Khususnya di bulan Ramadhan 2021 ini.

Baca Juga: Edisi Ramadhan, Kode Redeem FF Rabu 14 April 2021, Item Reward Bisa Didapatkan dari Garena

Banyak istilah di luar sana terkait istilah ‘Takdir’. Bahkan terdapat anggapan bahwa takdir tidak bisa diubah sehingga penyataan tersebut seolah-olah menyerah terhadap ketetapan Allah Swt.

Gus Ulil dalam pembahasannya terkait konsep takdir menjelaskan bahwa kita tidak menyerah akan takdir atau ketetapan Allah Swt. Percaya dengan pada takdir tidak menafikan pentingnya dimensi usaha pada manusia.

Baca Juga: Kenali! 10 Hal yang Membatalkan Puasa 2021, Keluarnya Cairan dan Masuknya ke Anggota Tubuh

Artinya sebagai subjek yang bertindak, manusia tentu bisa memiliki kehendak untuk berbuat dan mengubah sesuatu.

Namun yang menjadi permasalahan menarik adalah ketika usaha tersebut bertabrakan dengan kondisi atau faktor “X” yang di luar kontrol manusia. Misalnya, pemerintah berusaha semaksimal mungkin untuk menumbuhkan ekonomi sebuah negara.

Baca Juga: Keresahan Pengusaha Tekstil: PLN Mampu Meringankan dan THR Tepat Waktu

Akan tetapi, terdapat kondisi atau faktor “X” seperti situasi ekonomi terkini global yang hal tersebut di luar dari kuasa atau kontrol pemerintah. Hal ini yang kemudian kira-kira disebut sebagai takdir.

Lalu bagaimana menyikapi hal demikian? sikap optimis. Tapi ingat, optimisme yang hati-hati, bukan optimisme yang kebablasan.

Baca Juga: Menegangkan! Oh Gyeong Ja Tewas, Mampukah Vincenzo Habisi Jang Han Seok dan Choi Myung Hee Untuk Balas Dendam?

Takdir ini mengajarkan kita tentang rendah hati, realistis, dan tidak bertindak untuk membabi-buta agar tidak terjerumus ke dalam kekecewaan yang mendalam.

Dengan demikian, kita bisa mengubah sesuatu, bukan dalam rangka melawan takdir, tetapi justru memanfaatkan takdir untuk kemashalatan kita sendiri.

Baca Juga: Rekomendasi olahan Ayam Menu Buka Puasa dan Sahur Tanpa Ribet dan Mudah Dibuat Di rumah

Jadi, pengetahuan tentang takdir ini jika dipahami dengan tepat bukan berarti kita memiliki sifat menyerah atau pasrah. Tapi justru sifat yang realistis. Kita berusaha, tetapi usaha ada batasnya. Tugas kita hanyalah mengetahui batas-batas kita itu dan memaksimalkan usaha kita.

Tindakan yang sudah mencapai batas ini menjadi pengingat untuk kita sadar dan realistis akan keadaan. Bila kita memaksakan kehendak, maka kekecewaan dan deperesi akan menghampiri diri. Hal itu menjadikan hati kita tidak sehat secara mental.

Baca Juga: Trailer Ikatan Cinta 13 April 2021 Full Episode, Andin dan Aldebaran Robek Surat Perjanjian Nikah

Bila mengambil kosep Umar bin Khattab maka kita bisa “Melawan takdir dengan takdir”.***

Editor: Rosma Nur Riana

Sumber: Buku Karya Gus Ulil “Menjadi Manusia Rohani”

Tags

Terkini

Terpopuler