Teks Khutbah Jumat terbaru 2022 Singkat : Islam Mengajarkan Kejujuran

10 Maret 2022, 17:57 WIB
Teks Khutbah Jumat terbaru 2022 Singkat : Islam Mengajarkan Kejujuran /pixabay.com/mataqbdarululum

 

UTARA TIMES- Teks Khutbah Jumat terbaru 2022 ini berisi tentang Islam Mengajarkan Kejujuran. 

Dalam teks Khutbah Jumat terbaru 2022 terdapat poin-poin yang bisa dijadikan pencerahan bagi yang membacanya.

Teks materi Khutbah Jumat ini menjadi salah satu referensi untuk menambah amalan sebagai bekal suatu hari nanti dalam naskah Islam Mengajarkan Kejujuran pada Khutbah Jumat terbaru 2022 kali ini.

Sebagaimana dikutip Utara Times dari  kumpulan khutbah Jumat Kemenag, berikut ini contoh naskah khutbah Jum’at terbaru 2022 yang berjudul Islam Mengajarkan Kejujuran.

Teks Khutbah Jumat Singkat 2022.

Baca Juga: Materi Khutbah Jumat Terbaru 2022 : Taqwa Kepada Allah SWT

Marilah kita sejenak menundukkan kepala sebagai lambang kepasrahan atas keagungan Allah Swt, bahwa apapun yang kita miliki sesungguhnya tidak ada yang pantas kita sombongkan karena semuanya adalah titipan Allah Swt.

Untuk itulah, kedua tangan yang senantiasa kita angkat saat berdoa marilah kita renungi sebagai isyarat kerendahan diri kita di hadapan keagungan-Nya. Pada kesempatan yang berbahagia ini, khatib akan mengupas arti penting kejujuran yang diajarkan Islam melalui Nabinya.

Hadirin jamaah jumat rahimakumullah 

Ada satu sifat yang secara perlahan mulai terkikis dalam kehidupan kita, yaitu sifat jujur. Anak-anak mulai membangkang perintah orang tua, bahkan membolos dari sekolah. Staf tak lagi mematuhi aturan atasan, bahkan tak jarang menjerumuskan atasannya. 

Sungguh kejujuran telah menjelma menjadi krisis yang serius menimpa bangsa ini. Krisis kejujuran menjadi penyebab suburnya praktik korupsi, kolusi dan manipulasi yang menggerogoti kehidupan bangsa dari hulu sampai ke hilir. 

Karena kemahiran membuat lingkaran kebohongan, maka perbuatan korupsi, kolusi, suap, dan manipulasi makin merebak dan sulit dibuktikan. Kebohongan tidak jarang membuat campur-adukkan antara yang haq dan yang bathil. 

Dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara, jika kita mau membenahi moral hazard para pengelola negara dan  masyarakat yang semrawut, maka langkah pertama adalah membudayakan kejujuran serta meluruskan kesalahan berfikir yang melahirkan kecenderungan melakukan pembenaran atas suatu perbuatan yang tidak benar.

Untuk memulihkan kredibilitas birokrasi pemerintah yang menyandang citra negatif di mata masyarakat harus dimulai dengan penegakan kejujuran sehingga hal itu menjadi kesadaran kolektif Kalau dibayangkan beratnya memperbaiki sistem yang besar dan kompleks, maka tidak seorangpun akan sanggup melakukannya.

Tapi, berangkatlah dari satu prinsip, yaitu; lakukan apa yang kita bisa! Hadirin yang berbahagia Suatu waktu seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah Saw : "Mungkinkah seorang mukmin itu pengecut? Rasulullah  Saw menjawab; "Mungkin"  Mungkinkah seorang mukmin itu bakhil (kikir)? Jawab Rasulullah Saw; "Mungkin" Mungkinkah seorang mukmin itu pendusta? Rasulullah Saw menjawab; "Tidak"

Sayid Sabiq, Ulama besar dari Universitas Al-Azhar Cairo, dalam bukunya Islamuna memberikan penjelasan bahwa iman dan dusta tidak mungkin berkumpul dalam hati seorang mukmin. Karena dusta merupakan salah satu dari tiga ciri munafik (hipokrit), disamping dua em lainnya, yaitu ingkar janji dan menyelewengkan amanah Sedangkan iman mengajarkan sikap amanah, tepat janji, dan jujur. Jelaslah bahwa iman dan sifat dusta ibarat air dan minyak, tak mungkin menyatu dalam diri manusia.

Dalam satu hadits· diceritakan, suatu hari datang seorang laki-laki kepada Rasulullah SAW, dan mengajukan pertanyaan: "Apakah perbuatan yang harus dilakukan untuk bisa masuk surga, dan apa pula perbuatan yang menyebabkan seseorang masuk neraka? 

Rasulullah Saw menjawab: "Berpegang teguhlah kepada kejujuran. Sesungguhnya kejujuran akan mengantarkan kepada kebaikan, dan kebaikan itu akan mengantarkan ke surga. Dan seseorang yang senantiasa berkata benar dan jujur akan tercatat di sisi Allah Swt sebagai orang yang benar dan jujur. 

Jauhilah dusta. Sesungguhnya dusta membawa kepada kejahatan, dan kejahatan itu melemparkan seseorang ke dalam neraka. Dan seseorang yang sering berdusta akan tercatat di sisi Allah sebagai seorang pendusta ". (H.R. Bukhari dan Muslim) 

Hadirin yang dimuliakan Allah Swt

Secara tidak langsung hadis ini menegaskan bahwa Islam tidak akan tumbuh dan berdiri kokoh dalam pribadi yang tidak jujur. Kita baca sejarah besar Nabi Muhammad Saw, selama 40 tahun beliau menjadi pribadi yang jujur lebih dulu, hingga digelari Al-Amin, baru kemudian diangkat menjadi utusan Allah SWT untuk mengajarkan Islam kepada umat manusia. 

Kejujuran adalah bagian dari cermin keimanan yang teraktualisasikan dalam kehidupan nyata. Hati yang sudah menyatakan keimanan kepada-Nya, maka hatinya akan teguh  dalam ikatan tauhid dan dalam kehidupannya, terutama bersosialisasi, senantiasa mengedepankan akhlak yang terpuji, termasuk didalamnya berlaku jujur. 

Perubahan nilai-nilai yang terjadi dalam masyarakat dewasa ini tanpa disadari gambaran kita seringkali menyaksikan dan mungkin pernah mengalami betapa sikap istiqamah mempertahankan sikap hidup yang hanif (bersih, lurus, dan jujur) di tengah pengaruh lingkungan yang memberi peluang untuk berlaku tidak jujur dipandang orang sebagai tindakan mempersulit diri bahkan mempersulit orang lain. 

Tetapi jika direnungkan, berpaling dari kejujuran itulah tindakan menghancurkan diri sendiri dan orang lain. Tatkala kejujuran ditinggalkan, yang merajalela adalah dusta dan kebohongan. Sebuah kebohongan tak bisa ditutup kecuali dengan kebohongan pula, dan begitulah seterusnya sehingga melahirkan lingkaran kebohongan. 

Karena itu Islam memandang dusta adalah induk dari berbagai dosa. Integritas pribadi sebagai muslim akan jatuh ketika seseorang tidak bisa menjaga kejujuran, tidak konsisten antara keyakinan, ucapan dan pengamalan. Krisis multidimensional yang melanda bangsa kita bermuara pada krisis akhlak. 

Krisis akhlak yang melanda kehidupan kita diantaranya ialah krisis kejujuran serta menipisnya rasa malu berbuat kesalahan yang telah menimbulkan akibat-akibat sampingan seperti terjadinya krisis panutan dikalangan masyarakat. Sebenarnya masih banyak orang-orang baik dan jujur di negeri ini, tetapi mereka kebanyakan pada posisi silent minority. 

Dalam hal ini kita khawatir Indonesia tengah meluncur masuk: kategori negara yang disebut zero trust society (menurut kategori Franchis Fuk:uyama, 1995). 86 Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah Mari kita tegakkan budaya hanif dan siddiq di semua bidang kehidupan, diantaranya meliputi; niat lurus, berpikir lurus, bicara benar, sikap terpuji, dan perilaku teladan. Dalam hubungan ini Rasulullah Saw yang diutus oleh Allah Swt untuk kesempurnaan budi luhur manusia memberi petunjuk sebagai berikut; ''Berbuatlah di tempat saudara, saya juga melakukan hal yang sama". 

Semoga khutbah pada hari ini dapat menjadi bahan renungan dan introspeksi diri untuk senantiasa jujur dalam sikap, ucapan, dan perbuatan. · Sebagai penutup mari kita renungkan makna firman Allah; "Wahai orang-orang yang beriman! bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar". (QS. At-Taubah : 119). Demikianlah Khutbah Jumat yang dapat kami sampaikan, semoga bermanfaat bagi kita semua.

Itulah materi khutbah Jumat  terbaru 2022  singkat tentang Islam Mengajarkan Kejujuran.***

Editor: Anas Bukhori

Sumber: Kemenag

Tags

Terkini

Terpopuler