Bolehkah Niat Puasa Rajab Digabung dengan Puasa Qada Ramadhan?

23 Januari 2023, 22:12 WIB
Bolehkah Niat Puasa Rajab Digabung dengan Puasa Qada Ramadhan? /unsplash.com

UTARA TIMES – Berikut penjelasan mengenai puasa Rajab yang digabung dengan puasa qada Ramadhan.

Lantas apakah boleh niat puasa Rajab digabung dengan puasa qada Ramadhan?

Mengutip dari Kitab Fathul Mu'in, berikut penjelasan mengenai niat puasa Rajab digabung dengan puasa qada Ramadhan.

Puasa Rajab sendiri dikategorikan sebagai puasa sunnah, yang mana akan tetap sah meski dalam niat tidak di taÿin atau ditentukan puasa namanya.

Sementara qada Ramadhan adalah puasa wajib, yang sudah barang tentu salah satu syarat sahnya adalah taÿin atau ditentukan nama puasanya.

Menggabungkan niat puasa Rajab dengan puasa qada Ramadhan hukumnya diperbolehkan (sah) dan pahala keduanya bisa didapatkan.

Baik pahala puasa Rajab maupun puasa qada Ramadhan.

 Baca Juga: Bacaan Tasbih Bulan Rajab Baca Setiap Hari Hingga Hari Ke 30 Lengkap dengan Arti dan Keutamaanya

Bahkan menurut Syekh al-Barizi, meski hanya niat mengqada puasa Ramadhan, secara otomatis pahala puasa Rajab bisa didapatkan.

Hal ini berdasarkan kitab Fathul Mu'in beserta hasyiyahnya, I'anatuth Thalibin sebagai berikut:

وبالتعيين فيه النفل أيضا فيصح ولو مؤقتا بنية مطلقة كما اعتمده غير واحد (وقوله ولو مؤقتا) غاية في صحة الصوم في النفل بنية مطلقة أي لا فرق في ذلك بين أن يكون مؤقتا كصوم الاثنين والخميس وعرفة وعاشوراء وأيام البيض أو لا كأن يكون ذا سبب كصوم الاستسقاء بغير أمر الإمام أو نفلا مطلقا (قوله بنية مطلقة ) متعلق بيصح فيكفي في نية صوم يوم عرفة مثلا أن يقول نويت الصوم ( قوله كما اعتمده غير واحد) أي اعتمد صحة صوم النفل المؤقت بنية مطلقة وفي الكردي ما نصه في الأسنى ونحوه الخطيب الشربيني والجمال الرملي الصوم في الأيام المتأكد صومها منصرف إليها بل لو نوى به غيرها حصلت إلخ زاد في الإيعاب ومن ثم أفتى البارزي بأنه لو صام فيه قضاء أو نحوه حصلا نواه معه أو لا وذكر غيره أن مثل ذلك ما لو اتفق في يوم راتبان كعرفة ويوم الخميس انتهى

 

Artinya: Dan dikecualikan dengan pensyaratan ta'yin (menentukan jenis puasa) dalam puasa fardu, yaitu puasa sunah, maka sah berpuasa sunah dengan niat puasa mutlak, meski puasa sunah yang memiliki jangka waktu sebagaimana pendapat yang dipegang oleh lebih dari satu ulama. Ucapan Syekh Zainuddin, meski puasa sunah yang memiliki jangka waktu, ini adalah ghayah (puncak) keabsahan puasa sunah dengan niat puasa mutlak, maksudnya tidak ada perbedaan dalam keabsahan tersebut antara puasa sunnah yang berjangka waktu seperti puasa Senin-Kamis, Arafah, Asyura' dan hari-hari tanggal purnama. Atau selain puasa sunah yang berjangka waktu, seperti puasa yang memiliki sebab, sebagaimana puasa istisqa' dengan tanpa perintah imam, atau puasa sunah mutlak. Ucapan Syekh Zainuddin, dengan niat puasa mutlak, maka cukup dalam niat puasa Arafah dengan niat semisal, saya niat berpuasa. Ucapan Syekh Zainuddin, sebagaimana pendapat yang dipegang oleh lebih dari satu ulama, maksudnya lebih dari satu ulama berpegangan dalam keabsahan puasa sunah dengan niat puasa mutlak. Dalam kitabnya Syekh al-Kurdi disebutkan, dalam kitab al-Asna demikian pula Syekh Khatib al-Sayarbini dan Syekh al-Jamal al-Ramli, berpuasa di hari-hari yang dianjurkan untuk berpuasa secara otomatis tertuju pada hari-hari tersebut, bahkan apabila seseorang berniat puasa beserta niat puasa lainnya, maka pahala keduanya berhasil didapatkan. Dalam kitab Al-I'ab ditambahkan, dari kesimpulan tersebut, Syekh al-Barizi berfatwa bahwa apabila seseorang berpuasa qadha (Ramadhan) atau lainnya di hari-hari yang dianjurkan berpuasa, maka pahala keduanya bisa didapat, baik disertai niat berpuasa sunnah atau tidak. Ulama lain menyebutkan, demikian pula apabila berketepatan bagi seseorang dalam satu hari dua puasa rutin, seperti puasa hari Arafah dan puasa hari Kamis. (Syekh Zainuddin al-Malibari dan Syekh Abu Bakr bin Syatha, Fathul Mu'in dan Hasyiyah I'anatuth Thalibin, Surabaya, al-Haramain, tanpa tahun, juz 2, halaman 224).

Baca Juga: Jadwal Buka Puasa Rajab Hari Ini 23 Januari 2023 di Jakarta Jam Berapa? Cek Informasi Disini

Dari pendapat kitab diatas, menyatakan bahwa puasa Rajab digabung dengan qada Ramadhan hukumnya adalah sah.

Meski hanya niat puasa qada Ramadhan saja, akan tetap mendapatkan pahala sebagaimana pahalanya orang yang berpuasa di bulan Rajab.

Hal ini tentu menjadi keistimewaan dan keagungan Allah SWt untuk para umat Nabi Muhammad SAW.

Demikian tadi ulasan dan penjelasan niat puasa Rajab digabung dengan qada Ramadhan.***

 

Editor: Dwi Maratus Sholihah

Tags

Terkini

Terpopuler