Alasan Logis Mengapa Generasi 80-an dan 90-an Sulit untuk Beli Rumah, Ada Ketimpangan!

14 Februari 2023, 19:55 WIB
ilustrasi rumah kosong. Alasan Logis Mengapa Generasi 80-an dan 90-an Sulit untuk Beli Rumah, Ada Ketimpangan! /Pixabay

UTARA TIMES - Membeli rumah menjadi sebuah urgensi terlebih saat anggota keluarga bertambah dan membutuhkan tempat tinggal yang tetap.

Namun nyatanya membeli rumah tak semudah itu, terlebih untuk generasi 80an dan 90an yang sulit untuk beli rumah terlebih jika harus membayar cash.

Harga rumah saat ini juga semakin melambung tinggi, diikuti dengan pajak dan berbagai biaya pembelian rumah yang tidak sedikit.

Sulit nya membeli rumah bagi generasi 80an dan 90an juga diungkapkan oleh CEO Zap Finance dan dosen FEB UI, Prita Hapsari Ghozie dalam unggahan instagram nya beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Shio-shio Hoki 2023, Mendapat Rezeki Nomplok, Karir Melejit, Penuh Keberuntungan dan Menjadi Magnet Uang!

Menurutnya kesulitan membeli rumah salah satunya diakibatkan oleh ketimpangan nominal gaji dengan harga rumah yang semakin meroket.

Adanya ketimpangan antara calon pembeli rumah dan penjual rumah lantaran harga jual yang semakin melonjak namun daya beli menurun akibat penghasilan yang terbatas memungkinkan generasi muda sulit memiliki dana segar untuk membeli rumah.

Sebagai contoh bahwa standar UMR di DKI Jakarta saat ini hampir sekitar 5 jutaan, dengan berbagai kebutuhan yang harganya turut semakin melonjak mengakibatkan besarnya biaya hidup para pekerja di DKI sulit untuk memiliki tabungan untuk membeli rumah.

Sebagian masyarakat khususnya para perantau juga lebih memilih mengontrak sebagai solusinya.

Baca Juga: Prediksi Skor Birmingham vs Cardiff di Championship Lengkap Head to Head, Berita Tim, dan Susunan Pemain

Dari hasil riset Rumah123.com dan Karir.com pada 2017, kenaikan gaji normal di luar promosi sepanjang 2016 rata-rata sebesar 10 persen, sedangkan lonjakan harga rumah minimal 20 persen.

Prita juga mengungkapkan bahwa faktor lain yang menyebabkan generasi 80-an dan 90-an sulit untuk punya rumah adalah adanya gaya hidup konsumtif yang diadopsi boleh sebagian mereka.

Menurut Prita, banyak generasi muda yang sudah punya gaji, lupa untuk menyisihkan sebagian gajinya untuk investasi.

Alih-alih menghemat demi punya rumah sendiri, generasi muda saat ini justru lebih senang menghabiskan uang untuk membeli gaya hidup hedonis yang boros dan menyebabkan seseorang ketagihan berhutang.

Baca Juga: Prediksi Skor Borussia Dortmund vs Chelsea di Liga Champions, Kick Off 16 Februari 2023

Menurutnya tidak sedikit anak muda yang memanfaatkan fitur paylater untuk mendapatkan fasilitas hiburan seperti nonton, staycation di hotel atau jalan-jalan naik pesawat tanpa berfikir bagaimana cara mengembalikan pinjaman tersebut.

Banyak juga anak muda yang terjerat hutang pinjol karena gaya hidup hedon yang diadopsi nya sudah melewati batas.

Tentu hal ini bukanlah sesuatu yang pantas untuk dilakukan oleh generasi muda karena sejatinya masa muda menurut Prita adalah masa yang harus dimanfaatkan untuk berinvestasi sebaik-baiknya.

Agar dikemudian hari memiliki dana cadangan hari tua ataupun dana siap yang dapat digunakan untuk melanjutkan kehidupan dengan aman dan nyaman.

Baca Juga: Link Nonton Series Open BO Episode 1,2,3,4,5,6,7,8 Gratis dan Legal, Tinggal Klik!

Membeli rumah menurut Prita harus dilakukan dengan perencanaan yang matang.

Misalnya saat seseorang memutuskan menikah dan merancang tujuan finansial mereka bersama pasangan, harus jelas kemana arah tujuan tersebut sehingga nantinya anggaran untuk masa depan dapat terencana dan terealisasikan dengan baik.

Memilih investasi yang tepat untuk membeli rumah juga bisa dilakukan, misalnya sedari awal menikah dan direncanakan dengan matang agar tujuan tersebut bisa tercapai.

Demikian alasan logis mengapa generasi 80an dan 90an sulit untuk membeli rumah. ***

Editor: Nur Umar

Tags

Terkini

Terpopuler