UTARA TIMES- Penggunaan Baby Walker selalu menjadi perhatian. Walaupun beberapa orang tua masih percaya Baby Walker memberikan hiburan dan mobilitas untuk bayi yang belum bisa berjalan.
Meskipun kontroversial, hampir seluruh dunia, termasuk Ikatan Dokter Anak Indonesia, telah melarang penggunaan Baby Walker karena potensi bahayanya salah satunya adalah:
Alasan pertama mengapa Baby Walker tidak dianjurkan adalah risiko kecelakaan dan cedera yang tinggi. Bayi bisa jatuh dari tangga atau merambat benda-benda berbahaya di sekitarnya.
Baca Juga: Ini Jadwal Event West Java Festival di Bandung, Catat Tanggalnya
Alasan kedua adalah dampaknya terhadap perkembangan bayi dalam belajar berjalan secara mandiri. Penggunaan Baby Walker dapat menghambat kemampuan berjalan tanpa dukungan dan yang ketiga adalah bahwa Baby Walker dapat mengganggu perkembangan motorik yang seimbang pada bayi, karena bayi cenderung bersandar pada alat ini.
Meskipun dilarang, ada beberapa kegiatan alternatif yang dapat membantu bayi belajar berjalan dengan aman diantaranya:
Baca Juga: Link Pendaftaran CPNS 2023 Beserta Syarat, Formasi dan Jadwalnya
1. Tummy Time
adalah cara meletakkan bayi tengkurap untuk menguatkan otot leher, lengan, dan bagian atas tubuh, merangsang gerakan merangkak dan berjalan.
2. Biarkan bayi bermain di lantai yang aman dan mendukung pergerakan bebas.
3. Jika memerlukan alat bantu belajar berjalan, pilihlah yang direkomendasikan oleh tim profesional kesehatan anak.
Baca Juga: Formasi, Syarat dan Jadwal Seleksi PPPK Kemenkumham 2023
Tetap perlu diingat bahwa setiap bayi memiliki perkembangan yang berbeda dan tidak ada alat yang bisa menggantikan peran interaksi langsung dan perhatian dari orang tua atau pengasuh.
Penggunaan Baby Walker mungkin kontroversial, namun dengan alternatif yang lebih aman, Anda dapat membantu bayi belajar berjalan tanpa mengorbankan keselamatan dan perkembangan mereka.***