UTARA TIMES – Om Hao memaparkan dalam kanal YouTube Kisah Tanah Jawa, tumbal adalah cara untuk menetralisir keadaan atau lokasi. Dalam praktiknya, tumbal di tanah Jawa juga kerap melibatkan sesaji.
Tumbal tanah Jawa pada dasarnya terdiri dari benda hidup dan tidak hidup. Om Hao menyebutkan tumbal benda hidup seperti hewan, tumbuhan, dan manusia.
Sedangkan tumbal tidak hidup adalah pusaka, mustika, dan tumbal khusus.
Om Hao lantas mencontohkan salah satu tumbal hidup, yakni tumbal pada kategori hewan. Misalnya tumbal kucing tiga warna atau kucing kembang telon atau juga populer sebagai kucing Calico.
Dalam praktiknya, tumbal kucing tiga warna tidak seperti tumbal pada umumnya. Pasalnya tumbal ini tidak menghilangkan nyawa kucing tersebut, melainkan cukup dengan memeliharanya.
“Pengertian kita kan selama ini (tumbal) dibunuh, dicor, diminum darahnya, padahal nggak semua,” papar Om Hao sebagaimana dilansir Utara Times dari kanal YouTube Kisah Tanah Jawa.
Om Hao juga memaparkan bahwa kucing belang tiga yang dibutuhkan untuk tumbal adalah kucing jantan.
Sayangnya kucing belang tiga jantan adalah hewan langka, tetapi tetap dapat ditemukan meski sangat jarang.
Dikutip Utara Times dari laman resmi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbud), hal ini juga didukung oleh paparan Guru Besar IPB University Prof. Ronny Rachman Noor.