Malam bermandi cahaya matahari,
kehijauan menyelimuti medan perang yang membara.
Di dalam hujan tembakan mortir, kekasihku,
engkau menjadi pelangi yang agung dan syahdu.
Peluruku habis
dan darah muncrat dari dadaku.
Maka di saat seperti itu
kamu menyanyikan lagu-lagu perjuangan
bersama kakek-kakekku yang telah gugur
di dalam berjuang membela rakyat jelata.
Demikian tiga puisi bertema kemerdekaan yang dirangkum Utara Times untuk memeriahkan hari kemerdekaan 17 Agustusan atau hari besar nasional lainnya.***
(Abdul Hamid/Utara Times)