Sejak berdirinya pesantren sebagai akar pendidikan Islam yang dibina oleh para ulama adalah bermula dari Masjid. Dalam perjalanan waktu selanjutnya, maka kemajuan dan kesejahteraan Umat Islam seharusnya tetap berbasis di masjid. Jama'ah masjid adalah sumber daya umat yang secara terus menerus harus ditingkatkan kualitasnya.
Baik kualitas keilmuan, akhlak moral, kecerdasan maupun tingkat kesejahteraan sebagai Khairu ummat (umat terbaik) yang semestinya menjadi contoh ideal di tengah masyarakat. Saudara-saudara kaum muslimin yang berbahagia Dalam era informasi dan komunikasi dewasa ini, masjid sebagai pusat jama'ah dan aktivitas umat Islam tetap dibutuhkan dan perannya tidak dapat tergantikan sampai kapanpun.
Sejauh ini pemanfaatan fasilitas bangunan di lingkungan masjid di luar fungsi utamanya sebagai tempat peribadatan berkembang seiring dengan perkembangan masyarakat. Pada prinsipnya umat Islam memerlukan masjid yang fungsional ditengah masyarakat, dan semua problem umat bisa diupayakan solusinya melalui masjid sebagai sarananya. Untuk itulah, peran dan fungsi masjid yang multi-dimensional perlu ditumbuhkembangkan oleh umat Islam.
Pengembangan peran masjid sebagai sarana informasi berkaitan dengan kegiatan dakwah yang berlangsung di Masjid, seperti Khutbah Jum'at, taklim/ceramah agama dan lain-lain. Dari mimbar masjid, para ulama dan mubaligh secara terus menerus selalu menyampaikan pesan-pesan keagamaan dan kemasyarakatan yang relevan dan aktual kepada jama'ah masjid.
Pengalaman selama ini membuktikan bahwa mimbar masjid merupakan media yang efektif untuk menyampaikan informasi dan penerangan menyangkut berbagai hal yang terkait dengan kemaslahatan umat dalam arti luas.
Selanjutnya, pengembangan selama ini membuktikan bahwa mimbar masjid merupakan media yang efektif untuk menyampaikan informasi dan penerangan menyangkut berbagai hal yang terkait dengan kemaslahatan umat dalam arti luas. Selanjutnya, pengembangan peran masjid dalam kaitannya dengan pendidikan formal, telah dicontohkan oleh sejumlah masjid di tanah air kita terutama di perkotaan.
Editor: Anas Bukhori
Sumber: Kemenag