persamaan nasib. Yang ada hanyalah upaya memenuhi kebutuhan diri sendiri, walau dengan cara mengambil hak orang lain. Inilah budaya yan akan menghancurkan bangsa ini.
Ketiga, krisis moralitas. Apa yang kita hadapi kini adalah sebuah fenomena runtuhnya tatanan moralitas bangsa yang berdampak pada lahimya krisis multi dimensi. Dekadensi
moralitas telah meruntuhkan tata nilai ketimuran, kemapanan pendidikan, kedewasaan beragam dan segi-segi lainnya.
Kita bisa menyaksikan bangsa ini seakari tak lagi ramah dengan
lingkungan, padahal bangsa ini menganut agama yang juga mengajarkan keserasain dengan alam. Bangsa ini juga tidak lagi ramah dengan perbedaan, di mana perbedaan selalu dijadikan alasan untuk bertindak anarkis, padahal bangsa ini dikenal dengan toleransinya.
Begitu pula dengan dunia pendidikan yang tak lagi mampu berkompetesisi apalagi berprestasi karena sibuk dengan beragam konflik dan korupsi. Semaraknya perilaku korupsi menandakan bahwa bangsa kita sering mengabaikan kemaslahan bersama dan lebih mementingkan egonya sendiri.
Korupsi terjadi karena hilangnya rasa tanggung jawab terhadap jabatan maupun amanat. Orang yang kehilangan rasa tanggung jawabnya akan melakukan berbagai hal guna memperkaya diri. Bahkan hila perlu mengajak orang banyak.
Padahal bansga ini bukanlah ateis ayng tidak memiliki Tuhan. Kita smeua bertuhan, dan Tuhan telah melarang berbagai perilaku destruktif seperti korupsi. Korupsi akan membawa kerusakan bagi semua. Namun ajaran Tuhan tetap berjalan dan korupsi pun tetap berjalan. Inilah tanda bahwa moralitas ketuhanan kita telah runtuh.
Hadirin jamaah Jumat yang dimuliakan Allah Swt
Jika kita terbang ke angkasa, keluar dari bangsa ini, maka kita bisa menyaksikan bangsa ini tengah dalam kondisi yang sangat mengkhawatirkan. Bangsa ini sakit, lemah dan seakan kehilangan jati dirinya.