Contoh Teks Khutbah Jumat untuk Mengawali Tahun 2023 Penuh dengan Refleksi Diri

- 5 Januari 2023, 16:50 WIB
Contoh Teks Khutbah Jumat untuk Mengawali Tahun 2023 Penuh dengan Refleksi Diri
Contoh Teks Khutbah Jumat untuk Mengawali Tahun 2023 Penuh dengan Refleksi Diri /

Namun yang perlu dan penting untuk terus kita lakukan adalah instrospeksi diri (muhasabatun nafs), yaitu mengoreksi dan mengingat-ingat apa yang telah kita lakukan selama satu tahun berlalu, sehingga bisa menjadi referensi dalam melangkah di tahun ini. 

Baca Juga: Bacaan Doa Qunut Subuh, Arab, Latin dan Terjemahan Bahasa Indonesia

Selain menjadi referensi, di antara tanda-tenda ketakwaan seseorang adalah adanya koreksi dan introspeksi untuk dirinya. Hal ini sebagaimana dicatat oleh Imam al-Ghazali dalam Kitab Ihya’ Ulumiddin, juz IV, halaman 404, riwayat Maimun bin Mahran, bahwa Rasulullah saw bersabda:

“Seorang hamba tidak bisa disebut (golongan) orang yang bertakwa hingga ia bisa mengoreksi dirinya melebihi koreksi pada temannya.” 

Hadirin Jamaah Jumat yang dirahmati oleh Allah Selain sabda Rasulullah tersebut, kiranya pantas bagi kita semua untuk mengingat salah satu pesan Sayyidina Umar bin Khattab, khalifah kedua dalam sejarah Islam, perihal introspeksi diri. Ia mengatakan:

Artinya, “Koreksilah diri kalian semua sebelum kalian dikoreksi (dihisab). Timbanglah diri kalian sebelum kalian ditimbang. Dan hiasilah diri kalian (dengan amal ibadah) untuk pagelaran agung (hari kiamat) kepada Allah ta’ala. Pada hari itu kalian semua dihadapkan, dan tidak ada sesuatu yang samar dari kalian.” 

Baca Juga: Mau Terhindar dari Penyakit? Berikut 5 Cara Pola Makan Sehat Demi Tubuh Kuat

Pesan ini memberikan arahan dan pedoman bagi kita semua untuk menjalani kehidupan di dunia: di balik makna koreksilah diri kalian sebelum dihisab, berarti kita semua diharapkan untuk berhati-hati dalam bertindak, berbuat, dan berucap, dan bahkan tidak melakukan apa-apa sebelum benar-benar jelas kebenarannya, sehingga semua perbuatannya bernilai manfaat dan umurnya tidak hilang dengan sia-sia. 

Penjelasan di atas senada dengan salah satu sya’ir yang pernah disampaikan oleh Syekh Zainuddin Abdurrahman bin Ahmad bin Rajab bin Hasan as-Sulami, dalam Kitab Ghada’ul Albab Syarah Manzumatil Adab, juz II, halaman 348, ia mengatakan:

Artinya, “Bukankah termasuk kerugian, bila malam-malam berlalu tanpa ada manfaat padahal juga dihitung (dihisab) dari (jatah) umurku?” 

Halaman:

Editor: Fariz Amrullah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah