Lebih Giat Qiyamullail
Salah satu amal ibadah yang dianjurkan pada sepuluh terakhir di bulan Ramadan adalah lebih giat lagi dalam beribadah di malam hari.
Artinya, pada setiap malam di bulan suci ini kita dianjurkan menghidupkan malam dengan beribadah, tapi begitu masuk sepuluh hari terakhir kita dianjurkan untuk lebih bersungguh-sungguh. Dalam satu hadits riwayat Sayyidah ‘Aisyah disampaikan,
Baca Juga: Ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri, Rayakan Lebaran 2024 Bersama Orang Tercinta
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْلِطُ الْعِشْرِينَ بِصَلَاةٍ وصَوْمٍ وَنَوْمٍ، فَإِذَا كَانَ الْعَشْرُ شَمَّرَ وَشَدَّ الْمِئْزَرَ
Artinya, “Dari ‘Aisyah ra, dia berkata, ‘Pada 20 hari yang pertama (di bulan Ramadan), Nabi saw biasa mengkombinasikan antara shalat, puasa dan tidurnya.
Namun jika telah masuk 10 hari terakhir, beliau bersungguh-sungguh dan mengencangkan sarungnya (menjauhi istri-istrinya).” (HR Ahmad).
Ungkapan ‘mengencangkan sarung’ pada hadits di atas adalah bahasa kiasan yang menunjukkan Nabi mengurangi tidur bersama istri pada malam 10 hari terakhir Ramadan demi lebih banyak beribadah.
Baca Juga: Jadwal Libur Lebaran 2024 Anak Sekolah di DKI Jakarta hingga Jawa Timur
Mengajak Orang Lain Qiyamullail