UTARA TIMES – Pertanyaan tentang apakah perang dunia ke tiga akan terjadi semakin diperbincangkan di kalangan masyarakat dunia akhir - akhir ini. Apalagi setelah melihat krisis Rusia dan Ukraina Kembali terjadi.
Perang dunia ke tiga benarkah akan terjadi karena dipicu oleh konflik Rusia dan Ukraina?
Sekutu NATO, yang khawatir dengan kemungkinan invasi konflik Rusia di Ukraina, telah meningkatkan dukungan mereka untuk Kyiv dengan cara mengirimkan pasukan serta peralatan militer tambahan ke Ukraina.
Baca Juga: Presiden Amerika Sebelum Joe Biden, Donald Trump Maju Pilpres 2024?
Hal ini merupakan respon yang diberikan oleh NATO setelah melihat pembangunan militer Rusia di sepanjang perbatasan Ukraina.
Moscow mengklaim bahwa Tindakan yang diambil tersebut memang perlu untuk dilakukan dalam rangka melindungi kepentingan keamanan vital serta menyalahkan NATO karena merusak keamanan di Kawasan tersebut.
Dikutip dari laman Aljazeera berikut adalah alasan konflik Rusia Ukraina yang harus diketahui.
Baca Juga: Amerika Katakan Rusia Mungkin Bisa Menyerang Ukraina Bulan Depan – Konflik Rusia Ukraina Hari Ini
Ukraina yang dulunya merupakan bagian dari kekaisaran Rusia memenangkan kemerdekaan mereka pada saat Uni Soviet bubar di tahun 1991. Hal ini kemudian membawa perkembangan Ukraina untuk semakin dekat dengan para pemimpin barat.
Sebuah keputusan dari Presiden Ukraina bernama Viktor Yanukovych yang berhaluan Kremlin menolak perjanjian asosiasi dengan Uni Eropa justru menimbulkan banyak protes hingga terjadi proses penggulingan Viktor dari kekuasaannya pada tahun 2014 lalu.
Melihat hal tersebut, Rusia merespon dengan ‘mencaplok’ semenanjung Krimea Ukraina serta mendukung kelompok pemberontakan separatis di bagian timur Ukraina.
Baca Juga: Kualifikasi Piala Dunia: Prediksi Kanada vs Amerika Serikat, Head to Head, 31 Januari 2022
Pihak Ukraina dan barat menuduh Rusia tengah mengirimkan pasukan dan senjata untuk membantu para pemberontak tersebut.
Di sisi lain Moscow menolak tuduhan tersebut, mereka mengatakan bahwa warga Rusia yang bergabung dengan kelompok separatis Ukraina hanya volunteer.
Menurut Kyiv, lebih dari 14.000 orang meninggal dalam pertempuran yang menghanguskan Donbas sebagai jantung industry Ukraina timur.
Baca Juga: Kualifikasi Piala Dunia: Prediksi Meksiko vs Kosta Rika, Head to Head, Tanding 31 Januari 2022
Moscow secara keras juga mengkritik Amerika dan sekutu NATO karena menyediakan senjata dan mengadakan Latihan Bersama. Moscow juga mengatakan bahwa langkah tersebut memicu Ukraina untuk merebut Kembali daerah yang dikuasai oleh pemberontak dengan paksa.
Terlebih lagi, Presiden Rusia Vladimir Putin telah berkali – kali mengatakan tentang aspirasi Ukraina untuk bergabung dengan NATO adalah ‘sebuah garis merah’, dan mengekspresikan kekhawatiran tentang rencana beberapa member NATO untuk membangun pusat pelatihan militer di Ukraina.
Dimana hal tersebut menurut Putin, akan memberi mereka pijakan di Kawasan tersebut bahkan ketika Ukraina tidak atau belum bergabung dengan NATO.***