Sedan Model 3 ramping Tesla adalah kendaraan listrik terlaris di negara itu sebelum diambil alih oleh EV mikro yang jauh lebih murah.
Baca Juga: UPDATE Jumlah Pasien Covid-19 di Indonesia Hari Ini: 6.760 Pasien Dinyatakan Sembuh
Arahan tersebut menyarankan pemilik untuk memarkir Tesla di luar properti militer, dan penduduk diberitahu minggu ini, kata kedua sumber tersebut, menolak disebutkan namanya karena sensitivitas masalah tersebut.
Bloomberg News sebelumnya melaporkan langkah tersebut. Pavel Molchanov, seorang analis di Raymond James & Associates, mengatakan pembatasan terbaru pada Tesla sangat mirip dengan permusuhan pemerintah AS terhadap Huawei di tengah kekhawatiran Beijing dapat memiliki akses ke infrastruktur telekomunikasi AS.
“Kalaupun kekhawatiran itu dibesar-besarkan, bisa menimbulkan dislokasi bagi perusahaan yang terkena dampak langsung,” ujarnya.
Secara terpisah, Wall Street Journal melaporkan bahwa pemerintah China membatasi penggunaan mobil tesla oleh personel di militer, perusahaan milik negara di industri sensitif, dan agensi utama.
Baca Juga: Terancam Punah! Kain Tenun Indramayu Gedogan Tidak Lagi Memiliki Penerus
Tidak segera jelas apakah tindakan tersebut diterapkan pada semua fasilitas semacam itu.
Langkah itu dilakukan setelah tinjauan keamanan pemerintah terhadap kendaraan Tesla, kata laporan itu, mengutip orang-orang yang mengetahui upaya tersebut.